Sunday, 13 March 2016

CURHAT DI TILANG POLISI

TUKANG BUBUT KENA TILANG

Sobat Tukang Bubut amatiran,dalam hidup memang setiap orang sudah mempunyai takdirnya sendiri-sendiri.Takdir ini sudah ditetapkan bagi kita jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini bahkan sebelum dunia ini ada catatan takdir sudah dibuat oleh yang maha kuasa.

Seperti kisah yang saya alami beberapa waktu yang lalu.Seperti biasa perjalan hidup diawali dengan bangun pagi buta untuk sholat subuh.Salah satu kebiasaan buruk yang masih menjadi hobi saya adalah kembali tidur setelah selesai sholat subuh,jangan di tiru ya sobat!.Ketika suda mulai terdengar sebuah panggilan barulah saya kembali terbangun.Masih dengan malas-malasan akhirnya saya beranjak dari kasur untuk pergi kekamar mandi.Mulailah aktifitas hajatan dan membersihkan diri.Setelah itu aktifitas dilanjutkan dengan duduk santai sambil menunggu sarapan selesai dibuat.Santapan pun sudah siap dan mulailah pabrik ini menggiling apa saja yang ada di depan mata.Nasi laik sayuran buah dan susu segelas sudah siap untuk digiling.Terasa lezat sekali pagi itu menikmati makanan yang tersedia.Sungguh sebuah nikmat yang luar biasa.

Setelah selesai santap pagi aktifitas kembali kosong,hanya di isi dengan duduk sambil bercanda ria denga istri tercinta.Hal ini dilakukan karena akan ada jadwal untuk pergi ke sebuah swalayan untuk belanja bulanan.Karena biasanya swalayan buka agak siang,tidak seperti pasar yang buka mulai pagi buta bahkan dini hari.Sekitar jam 10 pagi akhirnya diputuskan untuk pergi belanja.Ganti baju,pake jaket,sendal yang bagus serta tidak lupa helm,karena perjalanan akan menggunakan sepeda motor.Langkah persiapan sebelum menggunakan sepeda motor sudah sangat biasa,mengecek surat-surat serta memanasi mesin.Setelah dirasa siap melajulah kami ketempat tujuan.

Seperti biasa cuaca panas mulai melanda.Perjalanan ditengah-tengah kota dengan begitu padat merayap,sinar matahari semakin membuat keringat bercucuran.Masih lagi harus menunggu giliran karena harus berhenti lampu di merah.Hanya sekitar satu setengah menit memang,tapi untuk ukuran lampu merah ini saya rasa sudah cukup lama,terlebih ketika cuaca sangat panas seperti yang saya alami kali ini.Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba,lampu hijau kembali menyala pertanda kendaraan kembali boleh melaju.Handel gas diputar dan mulailah motor melaju,Hembusan angin mulai terasa dan mulai mendinginkan badan yang tadi terasa panas ketika dilampu merah.Kembali digas kembali digas akhirnya sampailah ditempat tujuan.Masuk ke parkiran untuk memarkirkan motor dan persiapan untuk masuk ke swalayan.Jangan lupa untuk menyimpan struk parkir.

Dinginnya angin ac swalayan benar-benar memberikan kesejukan yang luar biasa.Tubuh kembali terasa segar dan siap diajak untuk berputar mengelilingi setiap sudut toko untuk mencari barang belanjaan.Tidak terasa waktu sudah mulai siang dan istri sudah mulai kecapekan,istirahat dan sayalah yang masih mutar mencari belanjaan.Cerita indah ini dimulai dari sini.Disaat istri duduk dan beristirahat ternyata datang seorang wanita dengan pakaian seragam khas karyawan kantor.Ternyata dia adalah karyawan swalayan itu juga yang sedang melakukan survei terhadap pelanggannya.Karena barang sudah ketemu,maka kembalilah saya menemui istri saya,dan memang sedang diwawancarai oleh karyawan ini.Akhirnya saya ikut mendengarkan dan menyimak apa yang ditanyakan oleh karyawan ini.Di tanya tentang ini itu dan ketika ditanya tentang perbandingan harga akhirnya dijawab oleh istri saya bahwa yang paling murah akhirnya bukanlah swalayan yang sedang saya kunjungi ini,tapi untuk kelengkapan memang toko ini lebih lengkap.Dan memang niat kita kesini hanya untuk membeli barang yang tidak ada di tempat lain,kemudian akan membeli keperluan yang lain ke tempat yang lebih murah.Setelah selesai wawancara akhirnya istri saya diberi voucher belanja  dan sebotol minuman ringan oleh si karyawan.Lumayan dikasih duit cuma-cuma,25 ribu.Kemudian kita putuskan untuk melengkapi belanja disini saja dan tidak jadi ke toko lain.Setelah selesai kemudian kami menata barang bawaan di motor sebagai persiapan untuk pulang.

Mulailah kembali ketemu dengan cuaca panas di jalan raya.Jalanan terasa begitu macet ketika pulang.Ketik sudah mulai lancar tidak lama sampailah di lampu merah.Masih kelihatan rombongan terakhir kendaraan sebelum lampu merah menyala.Namun saya putuskan untuk berhenti dan menunggu lampu hijau menyala.Motor berhenti dan berada pada baris paling depan.Tidak lama kemudian datanglah seorang polisi seperti akan mendekati saya.Namun dengan sangat santainya saya tidak memperhatikannya.Dan bertanyalah sang istri kepada saya.Kok kayaknya polisi itu mendekati kita ?,ada apa ? tanyanya pada saya,Enggaklah mau apa dia kesini jawab saya.Dan tenyata benar pak polisi benar-benar menghampiri kita kemudian bertanya.Maaf pak,kenapa si ibu tidak memakai helm.Pasang wajah bodoh akhirnya saya tengok ke belakang dan ternyata benar,istri saya tidak memakai helm,aduh,lupa saya menggerutu.Tidak bisa jawab akhirnya saya diminta untuk minggir dekat kantor polisi yang ada dekat situ.

Mulailah saya diceramahi oleh pak polisi.Saya mendengarkan,dia menjelaskan bahwa katanya pelanggaran saya masuk pada pasal tertentu dengan denga 250 ribu.Hal paling bagus yang dia tanyakan adalah Mau disini apa di tilang pak.Sebenarnya saya sudah tahu apa maksud dari pak polisi ini,dan saya sudah bulat untuk tidak akan memberinya uang.Kemudian saya balik bertanya,kalau disini berapa?.Di jawabnya,kalau disini paling saya bisa bantu untuk pasal yang lebih ringan pak,wkaktu itu dendanya sekitar 100 ribu.Saya manggut-manggut saja,sementara istri saya sudah tawar-menawar harga dan marah-marah kepada para polisi yang ada.Dia merasa kesal dan ketidakadilan,ada banyak yang juga tidak memakai helm,tapi kenapa dia yang ditilang sementara yang lain tidak dan polisi ini cuma duduk-duduk santai saja.Kemudian saya katakan bahwa saya minta ditilang saja.Saya tanyakan,kalau form biru setelah saya bayar ke bank saya harus kesini lagi untuk mengambil sim atau langsung bisa diambil di bank.Dan ternyata saya harus kesini lagi untuk mengambil simnya dengan menyertakan bukti pembayaran dari bank.Kemudian saya putuskan untuk memilih form merah untuk sidang.Saya sudah malas berurusan dengan orang-orang seperti pak polisi muda ini,seperti beranggapan bahwa orang ini tidak punya niatan baik( maaf pak polisi ).

Seiring berjalannya waktu akhirnya saya memilih untuk meminta teman kerja saya untuk mengurusnya karena rumahnya dekat dengan kantor pengadilan dimana saya harus sidang.Karena memang pekerjaan juga sedang ramai jadi tidak bisa ditinggalkan.Akhirnya saya harus membayar 100 ribu untuk menebusnya berikut ongkos biro jasa.Karena dia sendiri juga sibuk untuk mengurusnya.Dalam hati senyum-senyum sendiri,dapet voucher 25 ribu tetapi harus bayar 100 ribu untuk sebuah pelanggaran.Rugi bandar.Semoga menghibur.Tukang Bubut amatiran.

No comments:

Post a Comment