Wednesday 31 January 2018

TRIK MEMBALIK BENDA KERJA SUPAYA SETTING LEBIH CEPAT



Sobat tukang bubut,salah satu hal yang haus diperhatikan sebelum memulai proses membubut adalah memikirkan dan atau merencanakan bagaimana proses membubut itu sendiri akan berjalan.Mulai dari proses setting,berapa panjang benda kerja yang harus keluar dari ragum ? bagaimana proses membubutnyaa,apakah di bor dulu atau bubut rata permukaan dulu,ataukah bubut dalam dulu sebelum bubut luar atau yang lainnya...?semuanya perlu difikirkan,dan merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya adalah memikirkan proses baliknya yaitu membalik benda kerja.Dalam dunia mesin bubut terkadang salah langkah dalam membubut,bisa berakibat fatal,langkah tidak bisa dilanjutkan sehingga benda kerja tidak berhasil di buat.Atau minimal akan mempersulit proses membubutnya.

Dalam kesempatan kali ini,saya akan mencoba berbagi trik sederhana ala TUKANG BUBUT amatiran.Benda kerja yang akan menjadi bahan pembahasan adalah cover silinder hidrolik model LA.Bentuk dari benda kerja ini adalah menyerupai huruf " T ".Dimana pada bagian tengahnya aka di buat alur-alur sebagai rumah seal hidrolik.Kasus yang saya alami pada saat mengerjakan benda ini adalah , ukuran benda kerja yang terlalu kecil untuk ragum mesin saya,dimana ketika harus di ikat secara langsung,benda kerja tidak bisa di ikat dengan ragum,rahang ragum bagian samping sudah mentok dahulu terhadap benda kerja sebelum bagian ujungnya menyentuh benda kerja.Hal ini tentu saja mengakibatkan benda kerja tidak bisa di ikat.Untuk mengatasinya,saya menggunakan ganjal supaya benda kerja bisa di ikat di ragum.Berikut penampakannya...



Selanjutnya adalah proses membubutnya.Dalam proses ini tidak ada hal yang menarik utnuk di bahas,mengingat porosesnya sangat mudah dan sudah lazim  dilakukan.Langkah yang perlu saya bahas dan sesuai dengan tema kali ini yaitu membalik benda kerja adalah langkah tambahan yang terleta pada akhir langkah.Langkah tersebut adalah langkah membubut permukaan benda kerja  pada bagian belakang.Caranya adalah dengan memanfaat pahat alur yang baru saja saya gunakan untuk membuat alur - alur rumah seal hidrolik.Sebagai catatan benda kerja ini panjangnya adalah 50 mm,untuk mempermudah proses membubut permukaan belakangnya,pahat saya tarik keluar benda kerja kemudian saya setting sedemikian rupa sehingga pahat akan menyayat sejauh 1 mm di ukur dari permukaan benda kerja bagian belakang.Lebar permukaan yang saya buat selebar 5 mm atau kedalaman pahat 10 mm.Lebar permukaan ini sifatnya hanya opsional yang penting sudah cukup untuk digunakan sebagai bagian yang akan di setting ketika proses membalik benda kerja dan berikut hasilnya.


TRIK CARA MEMBALIK BENDA KERJA SUPAYA CEPAT PROSES SETTINGNYA


Langkah selanjutnya tentu adalah membalik benda kerja,permukaan belakang yang tadi saya buat ,saya gunakan sebagai tempat untuk setting permukaan benda kerja.Untuk hasil terbaik saya menggunkan dial indikator sebagai alat bantu seting benda kerja.Sebenarnya ada cara lain untuk setting balik untuk benda kerja seperti ini yaitu dengan cara mengukur jarak permukaan belakang benda kerja terhadap ragum.tapi pada benda kerja ini tidak bisa digunakan karena ukurannya yang kecil.Selain itu juga , cara ini saya rasa masih lebih mudah dilakukan daripada mengukur permukaan benda kerja terhadap permukaan ragum.Trik singkat ala TUKANG BUBUT amatiran,trik ini terkadang bisa digunakan ,terkadang juga tidak bisa digunakan , tergantung operator dan benda kerjanya.Sekedar share,selamat bekerja,salam TUKANG BUBUT amatiran.

Wednesday 24 January 2018

BUBUT DALAM RATA TIDAK TEMBUS

Salah satu pekerjaan tukang bubut yang tergolong ribet adalah membubut dalam tetapi tidak tembus.Biasanya masalah yang sering timbul adalah patahnya pahat ketika proses meratakan ujung bagian dalam dari benda kerja.Sebenarnya masalah ini bisa diatasi dengan cara mengabaikan ujung tersebut agar tidak benar benar rata keseluruhannya,sehingga masih ada bagian dari bekas bor-bor an yang belum diratakan dengan pahat bubut.Solusi ini merupakan solusi yang paling banyak dilakukan dan termasuk yang paling efektif.

Solusi diatas mungkin tidak akan bisa di pakai jika menghadapi sebuah pekerjaan yang menuntut untuk benar-benar dibubut rata,seperti pada pembuatan tabung hidrolik compact yang biasa saya buat.Pekerjaan ini benar benar menuntut rata ujungnya karena sisa ketebalannya hanya 5 mm-an.Jika tetap menggunakan solusi di atas maka ada kemungkinan sisa ketebalan tersebut tidak akan kuat menahan tekanan oli ketika hidrolik digunakan.Ada kemungkinan jebol.

Ada juga jenis pekerjaan lain yang tidak bisa menggunakan solusi di atas.Hal ini juga pernah saya alami yaitu membubut diameter dalam dengan kedalaman 200 mm an dan dengan diameter 100 mm.Cukup panjang mengingat saya hanya ada bor dengan diameter 55 mm.Seperti di atas saya sampaikan,masalahnya adalah susahnya meratakan bagian ujungnya.

Solusi lain yang biasa saya gunakan untuk mengatsi pekerjaan semacam ini adalah dengan mengasah mata bor dengan bentuk rata,menyiku terhadap panjang mata bor itu sendiri.Cara pengasahannya tetap menggunakan teori yang umum yaitu bagian yang harus tajam adalah bagian yang paling tinggi.Perbedaannya hanya terletak pada bagian ujungnya,rata ( lihat gambar ).Untuk menggunakan mata bor jenis asahan seperti ini tentu tidak bisa digunakan secara langsung.Perlu lubang awalan untuk menggunakannya.Maka bor lah benda kerja terlebih dahulu dengan mata bor biasa dengan mata bor yang lebih kecil,seperlunya saja.Sebagai contoh saya menggunakan mata bor 25 terlebih dahulu untuk mengawali mata bor asah rata diameter 45 mm.

cara asah bor untuk bubut rata dalam tidak tembus

Tips ke dua setelah mengebor rata adalah penggunan jenis pahat dalam.Pahat dalam yang biasa saya gunakan adalah pahat dalam dengan asahan agak miring keluar terhadap bidang rata benda kerja ( permukaan ),atau minimal rata terhadap benda kerja.Sama sekali tidak disarankan untuk menggnakan pahat dalam dengan asahan miring kedalam terhadap bidang rata benda kerja.

Tips selanjutnya untuk membubut seperti ini adalah membiarkan panjang keseluruhan benda kerja terlebih dahulu.Maksudnya adalah jangan membubut panjang keseluruhan benda kerja terlebih dahulu sesuai dengan keinginan gambar.Biarkanlah panjang benda kerja dengan sisa banyak,bubutlah rata permukaan dengan catatan asal rata saja terlebih dahulu.Panjang benda dengan sisa banyak akan memudahkan proses pembubutan dalam jika kita membubutnya terlalu panjang.Kita tidak akan dipusingkan dengan kedalaman bubutan,jika kepanjangan kita masih bisa mengakalinya dengan memendekkan benda kerja tanpa takut panjang keseluruhan akan kurang.

Sekedar info saja,saya menggunakan trik ini tidak hanya untuk pembubutan dalam dengan diameter yang besar saja,bahkan untuk diameter kecil pun saya menggunakannya.Diameter dalam 30 panjang 50 pun saya menggunakan trik ini.Bor awal 25 kemudian saya bor rata dengan mata bor 28.Biasanya diameter lubangnya sudah akan menjadi 29 mm.Tinggal 1 mm lagi selesai.Perlu kehati-hatian untuk pekerjaa seperti ini,lengah sedikit saja bisa fatal akibatnya.

Trik singkat ala TUKANG BUBUT amatiran.Selamat mencoba.





Thursday 18 January 2018

KETELITIAN ERETAN MESIN BUBUT

 



Eretan,merupakan bagian dari mesin bubut yang berfungsi untuk menggerakkan pahat,baik gerakan ke kiri,kanan,melintang ataupun menyerong atau biasa di sebut bubut tirus.Untuk menggerakkan pahat ini,tentu tidak bisa di geser begitu saja,harus sesuai dengan aturan supaya dapat menghasilkan panjang langkah pahat yang sesuai dengan yang diinginkan.Sebagai contoh misalnya kita akan membubut sebuah benda dengan diameter 25 mm dan akan kita kecilkan menjadi diameter 20 mm.ini artinya adalah,bahwa pahat harus di geser sekian milimeter supaya benda kerja berkurang diameternya sebanyak 5 mm.Oleh karena itu kita harus mengetahui cara menggeser pahat supaya sesuai dengan yang diinginkan.Jika kita tidak mengetahui caranya maka,bisa jadi hasil akhir benda kerja akan tidak sesuai dengan keinginan / gambar.

Untuk mengetahui pergeseran eretan maka kita perlu memahami sebuah kode atau gambar yang ada pada eretan itu sendiri.Pada sebuah eretan aka terdapat garis - garis skala dalam jumlah yang banyak.Pada setiap 5 atau 10 garis skala akan ada angka yang menunjukkan jumlah dari garis skala itu sendiri.Pada eretan atas, angka yang tertera biasanya adalah,nol,setengah,satu setengah dan seterusnya dengan kelipatan setengah.biasanya sampai 4.5 .Ketika handel eretan di putar,garis skala dan angka - angka ini akan ikut berputar mengikiuti putaran handel tersebut.Pada eretan juga terdapat satu garis acuan yang terletak berhadapan dengan garis garus skala eretan.Disana juga terdapat gambar yang berfungsi seperti garis ukuran pada gambar teknik.

Sebagai contoh, acuan eretan yang akan kita bahas adalah eretan yang ada pada mesin bubut yang saya gunakan.Pada eretan tersebut,kode eretan yang terdapat pada eretan adalah 0.05 pada eretan atas dan lintang ( gambar di atas ),serta 1 mm untuk eretan bawah.Untuk memudahkan maka akan kita bahas arti kode eretan tersebut pada masing-masing eretan.

1.ERETAN ATAS

Pada eretan atas kode yang tertera adalah 0.05 mm seperti yang nampak pada gambar di atas.Ini maksudnya adalah setiap kita putar handel eretan dengan jarak dari satu garis ke garis berikutnya,maka pahat akan bergeser sejauh 0.05 mm.Jika kita putar sejauh dua garis maka pahat akan bergeser sejauh 1 mm,begitu seterusnya dengan kelipatan 0.05 mm setiap satu garis skala.

2.ERETAN LINTANG

Seperti pada eretan lintang,angka yang tertera adalah 0.05 mm,maksudnya pun sama yaitu pahat akan bergeser 0.05 mm setiap satu garis skala.Perbedaanyya adalah,ketika proses membubut,ketika proses membubut,benda kerja akan berputar,ketika pahat maju sejauh 0.05 mm,maka pahat akan menyayat ke seluruh keliling benda kerja tersebut,sehingga ketika kita ,mengukur benda kerjanya maka bendaa kerja akan berkurang diameternya sebanyak 0.1 mm.Jadi pada eretan lintang,setiap satu garis skala,benda kerja akan berkurang sebanyak 0.1 mm.Untuk memudahkan tukang bubut,biasanya pada eretan lintang terdapat angka dengan kelipatan 1 setiap 10 garis skala.Ini artinya benda kerja akan berkurang 1 mm setiap 10 garis skala.sedangkan pada eretan atas,,pahat akan berkurang panjangnya sejauh 0.5 mm setiap 10 garis skala.

3.ERETAN BAWAH

Pada eretan bawah angka yang tertera adala 1 mm.Ini berarti setia  satu garis skala,pahat akan bergeser sejauh 1mm.

Pembahsan yang singkat ala TUKANG BUBUT amatiran,sekian.