Wednesday 28 December 2016

ULIR KIRI DAN ULIR KANAN

TUKANG BUBUT amatiran.Pada kesempatan kali ini kita akan coba untuk membahas tentang ulir.Berbeda dengan pembahasan terdahulu,dimana kita sudah membahas tentang cara membaca kode ulir dan ulir terbagi menjadi dua yaitu ulir metrik dan withworth.Kali ini kita akan membahas tentang pembagian ulir jika dilihat dari arah gerakan atau arah pengencangannya.Jika dilihat dari arah gerakan / arah pengencangannya maka ulir juga terbagi menjadi dua yaitu ulir kiri dan ulir kanan.

1.ULIR KIRI

Ulir jenis ini  mempunyai arah pengencangan ke kiri,dimana jika kita akan mengencangkan sebuah baut dengan jenis ulir ini maka kita harus memutarnya ke arah kiri yaitu arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.Pemakaian yang sering kita jumpai untuk ulir jenis ini adalah ulir yang ada pada gerinda duduk ( gerinda yang digunakan untuk mengasah pisau bubut ).Perhatikan mur yang mengikat batu gerinda yang ada pada sebelah kiri,mur ini menggunakan ulir dengan jenis ulir kiri.Atau juga bisa kita jumpai pada spion sepeda motor merek yamaha.Spion kiri pada sepeda motor merek ini jika kita harus melepasnya,maka kita harus memutarnya ke arah kanan,kebalikan dari arah mengencangkannya.

2.ULIR KANAN


Ulir jenis ini merupakan jenis keumuman ulir.Sebagian besar ulir merupakan ulir jenis ini.Kebalikan dari ulir kiri jika kita akan mengencangkan ulir jenis ini maka kita harus memutarnya ke arah kanan,arah yang sama dengan arah perputaran jarum jam.

CARA MEMBUAT DERAT / ULIR KIRI


Sebelum lebih jauh tentang cara membuat ulir kiri,ada baiknya kita bahas terlebih dulu tentang putaran ragum mesin bubut.Seperti kita ketahui bersama bahwa putaran ragum mesin bubut terbagi dalam dua putaran.
  •  Putaran searah jarum jam.Putaran ragum ini mempunyai arah yang sama dengan arah putaran jarum jam.Saya biasa menyebut putaran jenis ini dengan putaran kiri.Untuk menghidupkan mesin pada putaran ini biasanya handel mesin di tekan kebawah.
  • Putaran berlawanan arah jarum jam.Sebuah ragum mesin bubut mempunyai arah putaran yang berlawanan dengan arah jarum jam.Untuk menghidupkan mesin dengan putaran ini biasanya handel mesin bubut di angkat ke atas.Putaran jenis ini biasanya disebut dengan putaran kanan.Putaran ini merupakan putaran yang sering digunakan dalam proses membubut,dimana pada saat ragum berputar dengan putaran ini,pahat akan bergerak dari arah kanan ke kiri.
Cara membuat ulir kiri dengan mesin bubut mempunyai prinsip yang sama dengan membuat ulir kanan dalam hal ketentuan ulirnya.Yaitu dari sudut segi tiga atau jenis ulirnya,ulir metrik atau withworth.Perbedaan diantara keduanya hanya terletak pada proses membubutnya.

cara membuat ulir kiri dengan mesin bubut

Hal terpenting dalam membuat ulir kiri dengan menggunakan mesin bubut adalah mengetahui kode ulir pada sebuah mesin bubut.Gambar diatas menunjukkan perbedaan kode ulir mesin bubut untuk membuat ulir,apakah ulir kiri atau ulir kanan.Perhatikan dengan seksama,jangan sampai salah mengartikan kode ulir mesin bubut di atas.Kesalahan membaca kode ulir diatas bisa berakibat pada pergerakan eretan bawah / pahat pada saat proses mengedrat.

Praktek untuk membuat drat kiri pada pembahasan kali ini akan kita coba ulas tentang praktek membuat drat kiri dengan ukuran M 50 X 2.
  1. Siapkan bahan dan ikat pada ragum.
  2. Bubut facing / rata permukaan dan bubutlah diameter luar dratnya yaitu 50 mm.
  3. Buatlah sebuah alur dengan lebar 10 mm dan diameter 45 pada ujung akhir benda kerja,yaitu bagian yang dekat denga ragum sebagai jarak bebas pahat ulir.
  4. Siapkan putaran ragum dengan putaran pelan , sekitar 200 rpm.
  5. Siapkan handel handel pada ukuran drat 2 mm.
  6. Posisikan kode ulir mesin bubut apada kode ulir kiri ( sesuai dengan gambar diatas )
  7. Sebagai pecobaan sebelum proses mengedrat,jauhkanlah pahat dari benda kerja,nyalakan mesin pada putaran kanan,kemudian tekan handel drat yang ada pada eretan bawah.Perhatikan pergerakan meja / pahat mesin bubut.Jika handel handel sudah benar,maka seharusnya  pahat akan bergerak dari arah kiri ke kanan.Jika gerakan pahat salah arahnya,maka putarlah handel kode ulirnya ( ganbar diatas ) , mungkin salah posisinya.
  8. Lepas handel drat yang ada pada eretan bawah.
  9. Tempelkan pisau drat pada permukaan benda kerja dan posisikan angka eretan lintang pada angka nol.
  10. Tarik keluar pisau dan letakkan pada alur jarak bebas yang dekat dengan ragum.
  11. Berikan kedalaman pemakanan 0.5 mm
  12. Tekan handel drat yang ada pada eretan bawah.
  13. Putar ragum dengan mengangkat handelnya ke atas,maka pisau akan menyayat benda kerja dari arah kiri ke kanan.Kesalahan yang sering terjadi ketika membuat drat kiri dengan mesin bubut adalah salah menekan handel ragumnya.Ketika posisi pahat dekat dengan ragum,handel justru di tekan ke bawah sehingga ragum akan berputar kiri dan pahat pun bergerak ke arah kiri dan menabrak ragum.Kesalahan ini sangat sering terjadi maka berhati-hatilah.Angkat handel keatas ketika pisau ulir berada dekat dengan ragum.
  14. Untuk selanjutnya proses membuat drat kiri akan sama dengan proses membuat drat kanan dengan menggunakan mesin bubut.
  15. Ulang - uang hingga sesuai dengan kedalaman drat yang diinginkan.
Ulasan singkat tentang ulir kiri ala TUKANG BUBUT amatiran ini semoga bermanfaat untuk pembaca sekalian.Salam

Silahkan di baca juga :

Friday 2 December 2016

MENGENAL STEADY REST LEBIH DETAIL


mengenal lebih dalam steady rest

STEADY REST,merupakan salah satu alat bantu mesin bubut yang berfungsi sebagai penyangga ketika membubut benda kerja yang panjang.Benda  di maksud tentu saja tidak semua jenis benda kerja yang ukurannya panjang,tetapi mempunyai syarat dan kriteria tertentu.Diantara syarat dan kriteria tersebut adalah benda kerja mempunyai ukuran diameter yang besar,dalam arti tidak masuk di lubang as mesin bubut dan masih mampu di ikat oleh rahang steady rest.Syarat lain tentu saja adalah mempunyai permukaan diameter yang rata dan akan lebih bagus lagi jika permukaan diameternya halus supaya dapat di ikat oleh rahang steady rest dengan sempurna,sebagai contoh untuk benda kerja semacam ini adalah as hidrolik atau tabung hidrolik.

BAGIAN - BAGIAN PENTING STEADY REST


Untuk mengenal lebih dalam tentang steady rest ini,sudah tentu kita harus mengetahui bagian-bagian yang termasuk kategori penting dari bagian-bagian steady rest.Bagian yang di tandai dengan no 1 merupakan bagian yang berfungsi untuk menggerakkan rahang steady rest,baik itu gerakan maju atau mundur.Cara untuk menggerakkannya adalah dengan memutar bagian ini searah jarum jam atau sebaliknya.Bagian ini akan menyatu dengan bagian lain yaitu baut  ( no 3 ) yang akan di ikat dengan menggunakan pin ( no 2 ).Pada steady rest model ini baut pada no 3 ini mempunyai dua buah ulir yaitu ulir kiri dan kanan.Pada model lain biasanya hanya terdapat satu macam ulir saja,ulir kiri atau ulir kanan saja.Oleh karena itu terkadang sistem pergerakan rahang steady rest ini terjadi perbedaan,yaitu ketika di putar searah jarum jam,rahang steady rest akan bergerak maju atau mundur.Hal ini dipengaruhi oleh jenis ulir pada baut no 3 ini.

Bagian penting lainnya dari steady rest adalah bagian no 4.Bagian ini merupakan sebuah mur dari baut no 3.Fungsi dari mur ini sama persis dengan mur pada umumnya.Sebagai ilustrasi ambillah sebuah baut kemudian pasangkan murnya.Peganglah murnya kemudian putarlah bautnya.Yang terjadi ketika baut di putar dan mur di pegang adalah baut akan bergerak maju atau mundur sesuai dengan arah memutar bautnya.Begitu pula yang terjadi pada steady rest ini,ketika baut di putar,rahang akan bergerak maju atau mundur.Perbedaannya terletak pada pemegang murnya,pada steady rest ini mur di pasang pada bodi dan di kunci dengan baut stut ( no 6 ) sebagai pemegang mur supaya tidak ikut berputar ketika baut di putar.

Perhatikan bagian pada no 5.Bagian inilah yang bergerak maju mundur pada rahang steady rest.Pada bagian ini terdapat suatu alur spei yang berfungsi sebagai alur untuk pergerakan rahang steady rest.Supaya tidak ikut berputar ketika bagian no 1 di putar,bagian no 5 ini tahan oleh baut stud no 9.Dengan adanya baut stud dan alur ini,maka rahang dapat bergerak maju mundur dan tidak ikut berputar.Pada bagian ini,juga terdapat lubang yang berfungsi sebagai tempat untuk memasang bantalan rahang ( no 11 ).Bantalan inilah yang akan bersentuhan langsung dengan benda kerja,oleh karena itu biasanya bantalan ini terbuat dari bahan yang lunak,biasanya besi ancuran atau bronze.Ada kalanya bantalan ini juga diganti dengan bearings.

Bagian lain yang termasuk penting adalah adanya pin ( 10 ) dan engsel.Pin dan engsel ini berfungsi untuk sebagai penahan ketika bodi atas steady rest di buka untuk memasang atau melepas benda kerja.Kebalikan dari bagian no 10,perhatikanlah bagian pada no 17,18,19 dan 20.Bagian ini merupakan suatu rangkaian yang berfungsi sebagai pengunci ketika bodi di tutup supaya benda kerja benar-benar diam saat proses membubut.Bagian no 12,13,15 dan 16 merupakan satu rangkaian yang berfungsi untuk mengikat steady rest terhadap bed / meja mesin bubut.

Uraiana singkat tentang steady rest ala TUKANG BUBUT amatiran ini semoga bermanfaat dan silahkan di koreksi.Mengenai cara penggunaannya silahka klik pada link di bawah ini.

CARA SETTING STEADY REST

Salam hangat,

TUKANG BUBUT amatiran.


Thursday 10 November 2016

CARA KERJA MESIN BUBUT

Sobat sekalian,bertemu lagi dengan saya, TUKANG  BUBUT  amatiran, saya berharap semoga sobat sekalian berada dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa halangan suatu apa. Kali ini  kita akan bahas tentang cara kerja mesin bubut. 

Seseorang yang bekerja di bidang teknik mesin,baik otomotif ataupun perkakas sudah pasti akan menjumpai satu atau beberapa bagian mesin yang bergerak.Hasil dari gerakan beberapa bagian ini biasanya akan mengubah sebuah gerakan.Sebagai contoh misalnya gerakan yang terjadi pada sebuah mesin sepeda motor.Sebuah mesin sepeda motor dimulai dari gerakan maju mundur suatu bagian mesin yang di sebut dengan sekher atau piston.Gerakan piston ini yaitu maju mundur akan diubah menjadi gerakan memutar pada bagian mesin yang lain.Caranya adalah dengan merangkai dan menghubungkan piston ini dengan bagian-bagian yang lain yang saling berkesinambungan.Dari gerakan maju mundur akan diubah menjadi memutar sehingga roda dapat berputar dan sepeda motor pun bisa melaju.Contoh lain adalah adanya perubahan gerak yang terjadi pada knoken as mesin sepeda motor.Knoken as mempunyai gerakan memutar kemudian dirangkai dengan bagian yang lain sehingga akan berubah menjadi gerakan maju mundur pada klep sepeda motor.Seorang mekanik motor sudah pasti tahu dan sangat paham tentang prinsip kerja semacam ini.Jika tidak tahu,mustahil dia akan menjadi mekanik yang handal.

Begitu pula yang terjadi pada sebuah mesin bubut.Seorang tukang bubut seyogyanya juga mengetahui prinsip kerja dari sebuah mesin bubut supaya menjadi tukang bubut yang handal.Karena seorang tukang bubut itu bukan hanya mampu untuk mengoperasikan mesin bubut,lebih dari itu adalah memahami dan mengetahui prinsip kerja mesin bubut supaya ada ikatan yang kuat antara tukang bubut dan mesin yang dioperasikannya.Bahkan bukan hanya itu saja bagaimana proses membubut dan fungsi sebuah benda kerja yang akan dibuatnya juga punya pengaruh terhadap hasil yang telah dibuatnya.Sobat tukang bubut sekalian pasti sudah tahu betapa hebatnya rossi dalam balap motor,tapi mengapa ia tidak selalu menang,,?Nah , itulah,seorang rossi tentu sudah tahu karakter motornya dan ia juga tahu bagaimana mengendarainya,itu saja masih jatuh dan tidak selalu menang,lalu bagaimana jika seorang tukang bubut tidak mengetahui karakter atau prinsip kerja mesin bubut yang dioperasikannya,,?

PRINSIP KERJA MESIN BUBUT


Sebuah mesin bubut mempunyai prinsip kerja yang dimulai dari motor listrik / dinamo.Putaran dari dinamo ini akan diteruskan pada mesin bubut dengan perantara van belt.Van belt ini akan meneruskan putaran dinamo kepada bagian mesin bubut yang terdiri dari gigi - gigi / gear utama.Jika pada sepeda motor gear ini biasa disebut dengan gigi primer.Jika handel rpm diletakkan pada posisi N , netral , dan mesin dalam keadaan menyala maka gigi primer ini akan terus berputar sedangkan spindel / ragum akan diam tidak berputar.Untuk memutar ragum handel rpm harus diletakkan tidak pada posisi N,tapi posisikan pada angka yang tertera pada tabel rpm.Misalnya handel diposisikan pada angka 100,maka ragum akan berputar sebnyak 100 kali dalam satu menit.Kenapa demikian,yang terjadi pada mesin bubut ketika handel rpm diletakkan pada sebuah angka rpm adalah putaran pada gigi primer diteruskan pada rangkaian-rangkaian gear / gigi - gigi sekunder.Gigi sekunder akan diteruskan pada gigi - gigi ratio.Layaknya sebuah mesin sepeda motor gigi ratio ini juga mempunyai banyak pilihan (pada sepeda motor gigi 1,2,3,4),jumlah gear banyak atau sedikit.Dari gigi ratio inilah sebuah ragum dapat berputar secara sangat pelan,sedang atau sangat kencang hingga mencapai 2000 putaran setiap satu menitnya.Inilah fungsi dari gear pada sebuah mesin bubut.mengubah putaran dinamo / motor linstrik ( sekitar 1000 an rpm ) menjadi putaran yang sangat pelan,bisa sampai 5 rpm atau menjadi sangat kencang yaitu sekitar 2000 rpm.

Proses kerja mesin bubut tentu bukan hanya sekedar memutar ragum saja,lebih dari itu adalah menggerakkan pahat supaya dapat menyayat benda kerja.Lalu bagaimana caranya supaya putaran dinamo / motor listrik dapat menggerakkan pisau yang begerak lurus ke kanan atau ke kiri ?.


Pergerakan eretan mesin bubut dimulai dari perputaran gear-gear yang berada di sisi luar gear box mesin bubut.Gear ini sengaja diletakkan diluar dengan maksud untuk mempermudah ketika harus mengganti ukuran gear pada saat membuat drat.

Klik di sini untuk mengetahui cara mengganti gear saat membuat drat

Perhatikan gear 1,gear ini merupakan gear yang langsung mendapatkan putaran dari putaran gear box mesin bubut.Bisa dikatakan gear ini merupakan gear utama untuk pegerakan eretan mesin bubut.Gear utama ini akan meneruskan putaran dari gear box mesin bubut ke gear-gear yang ada dibawahnya.Satu rangkaian gear-gear ini ( gear utama dan dibawahnya ) akan dihubungkan dengan gear box yang berkaitan dengan handel - handel mesin bubut untuk eretan ( selanjutnya kita sebut dengan gear box eretan ) bukan handel rpm ragum.

Gear box eretan,pada gear box ini terdapat handel-handel yang berkaitan dengan pergerakan eretan mesin bubut.Cepat lambatnya pergerakan eretan atau untuk mengatur jarak gang / ulir ketika membuat sebuah drat dengan mesin bubut.Pada gear box eretan juga terdapat gear-gear rasio,perbandingan roda gigi yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan laju eretan.Dengan rpm yang sama pada ragum,kecepatan laju eretan dapat di ubah sesuai dengan keinginan,disinilah fungsi utama dari gear box eretan.

Perubahan gerakan dari putaran gear menjadi gerakan maju mundur atau kanan kiri pada eretan mempunyai prinsip yang sama dengan prinsip mur dan baut,ketika baut dimasukkan pada mur kemudian di putar,maka baut akan bergerak maju atau mundur.Prinsip ini akan sama persis dengan gerakan eretan ketika membuat drat denga mesin bubut.Prinsip ini akan ada sedikit perbedaan ketika proses membubut rata.

Uraian singkat tentang cara kerja mesin bubut ala TUKANG BUBUT amatiran.Semoga bermanfaat dan nantikan uraian singkat tentang cara kerja mesin bubut ketika membubut rata pada artikel selanjutnya. 

TUKANG BUBUT amatiran. 

 



Friday 14 October 2016

CARA MENGUKUR KETINGGIAN O-RING HIDROLIK

O-ring hidrolik,merupakan salah satu part hidrolik yang termasuk dalam perangkat anti kebocoran.Penggunaan o-ring ini berbeda dengan penggunaan seal-seal atau perangkat anti kebocoran yang lain.Rod seal dan piston seal digunakan pada bagian yang bergerak  sedangkan o-ring digunakan pada bagian yang diam.Kalaupun digunakan untuk bagian yang bergerak itupun hanya untuk hidrolik / pneumatik dengan tekanan rendah.Contoh untuk penggunaan o-ring ini adalah untuk menyekat oli pada cover depan hidrolik.Tidak di tempatkan dibagian dalam cover,o-ring ini diletakkan dibagian luar cover yang berfungsi untuk menyekat oli keluar dari tabung bukan dari as / rod hidrolik.Pada bagian cover ini o-ring berfungsi pada bidang yang diam,berbeda dengan seal yang ada pada bagian dalam cover.Seal yang berada di dalam cover akan bergesekan dengan sesuatu yang bergerak yaitu rod / as hidrolik.

Dalam dunia otomotif o-ring ini juga sangat sering kita jumpai,diantaranya untuk o-ring tutup klep atau untuk tutup knoken as.Penggunaan yang sama o-ring pada dunia otomotif juga digunakan untuk bagian yang diam,berbeda dengan seal yang ada di klep motor.Seal yang ada di klep motor merupakan seal yang berfungsi seperti rod seal pada hidrolik yaitu untuk bagian yang bergerak.

MENGUKUR KETINGGIAN O-RING


Bagi seorang tukang bubut yang menjadi masalah tentang o-ring ini bukan hanya masalah bocor atau tidaknya.tetapi ada hal yang jauh lebih penting yaitu ukuran groove / alurnya.Ukuran groove ini harus tepat supaya ketika dipasang o-ring ini tidak terlalu keras ( susah memasang part pasangan yang ada o-ringnya ) atau juga tidak terlalu enteng.Jika terlalu keras,disamping akan susah masangnya juga berpotensi terjadi kebocoran karena bisa saja o-ring pecah.Jika terlalu enteng juga berpotensi terjadi kebocoran karena o-ring tidak memampat oli secara sempurna.


Hal ynag menjadi ketentuan dalam mebuat groove / alur untuk o-ring ini adalah berapa ketinggian o-ring terhadap benda kerja yang dipasangi o-ring ketika o-ring tersebut di pasang.Seperti yang terlihat pada gambar di atas ketinggian suatu o-ring untuk sebuah diameter adalah 1 mm lebih besar dari diameter benda kerja.Sedangkan lebarnya adalah 0.5 mm lebih lebar dari ketebalan o-ringnya.Untuk sebuah benda kerja yang berbentuk bidang permukaan ketinggian o-ringnya adalah 0.5 diatas bidang permukaan rata tersebut.Sedangkan diameternya mempunyai 2 tipe pengukuran.
  1. ID alur / groove mempunyai ukuran yang sama dengan ID o-ring sedangkan OD alurnya adalah 1 mm lebih besar dari OD o-ring.
  2. OD alur / groove mempunyai ukuran yang sama dengan OD o-ring sedangkan ID alurnya adalah 1mm lebih kecil dari ID o-ringnya.
Fungsi toleransi ukuran alur untuk o-ring ini adalah untuk proses mengembang yang terjadi pada o-ring ketika di pasang.Jika ukuran ini dibuat pas dengan ukuran o-ringnya maka yang terjadi adalah o-ring akan keras ketika dipasang dan beresiko rusak ( pecah ).Selain toleransi ukuran alur ini juga berfungsi sebagai celah untuk memasang dan melepas o-ring itu sendiri.

MEMBUAT ALUR / GROOVE O-RING

Kebetulan TUKANG BUBUT amatiran adalah seorang tukang bubut yang bergerak di bidang hidrolik,tentu sangat sering membuat alur untuk seal - seal hidrolik.Dalam membuat alur o-ring ini saya menggunakan ukuran sebagai berikut.

Misalnya akan di buat sebuah alur pada benda kerja dengan ukuran diameter 30 mm dan o-ring mempunyai ketebalan diameter 3.5 mm.Cara menghitungnya adalah ( 3.5 x 2 ) - 1.5 = 5.5 .Angka 5.5 merupakan angka untuk pergerakan eretan lintang.Jadi ketika membuat alur untuk diameter 30 dan ketebalan o-ringnya adalah 3.5 mm maka gerakkanlah pisau dengan memutar eretan lintang sejauh 5.5 mm.Sehingga diperoleh ukuran 24.5 mm.Untuk benda kerja dengan ukuran kurang dari 30 mm biasanya angka pergeseran eretan lintang masih saya tambahi lagi dengan 0.2 mm sehingga ukurannya menjadi 24.3 mm.Untuk benda kerja yang lebih besar dari itu maka ukurannya adalah tetap yaitu eretan lintang di putar sejauh 5.5 mm.Sedangkan lebar alurnya adalah 3.5 + 0.5 mm = 4 mm.

Ukuran ini juga ada perbedaan untuk membuat alur dalam.Misalnya akan dibuat sebuah alur  dalam pada benda kerja dengan diameter dalam 50 mm dan ketebalan o-ringnya adalah 3.5 mm,cara menghitungnya adalah ( 3.5 x 2 ) - 1 = 6.Buatlah alur dalam dengan pergeseran eretan lintang sejauh 6 mm sehingga ukurannya menjadi 56 mm dan lebarnya adalah 4 mm.

Sekedar share,TUKANG BUBUT amatiran.



Monday 10 October 2016

CARA MEMASANG SEAL HIDROLIK

SEAL HIDROLIK,merupakan bagian dari hidrolik yang berfungsi sebagai penyekat oli atau bisa juga disebut sebagai perangkat anti kebocoran.Meskipun seal ini berfungsi sebagai perangkat anti kebocoran,tetap saja ada hal-hal yang bisa mengakibatkan hidrolik bocor meskipun sudah diganti atau dipasang dengan seal yang baru.Diantara penyebabnya adalah :
  1. Ruang seal / groove kotor.Hal ini bisa disebabkan oleh adanya serbuk-serbuk bekas bubutan ( proses permesinan ) yang tidak dibersihkan secara maksimal.
  2. Toleransi ukuran yang tidak sesuai sehingga seal hidrolik menjadi longgar.
  3. Cara memasang yang salah.
Diantara ketiga hal tersebut akan kita bahas tentang cara memasang seal - seal hidrolik terutama untuk rod seal / piston seal.

CARA MEMASANG ROD SEAL DAN PISTON SEAL HIDROLIK

 

Rod seal hidrolik mempunyai bentuk kurang kebih seperti gambar di atas ( jika di potong ).Perhatikan arah anak panah di atas.Sesuai keterangannya anak panah di atas menunjukkan arah tekanan oli pada sebuah hidrolik.Anak panah ini, juga menunjukkan cara peamasangan untuk seal jenis ini yaitu rod seal.Cara kerja dari seal ini terletak pada celah yang ada pada seal itu sendiri,yaitu ruang yang ada diantara anak panah tersebut.Jika ruang ini terisi oli bertekanan maka sirip seal yang ada di atas dan di bawah akan terdorong keatas dan kebawah.Jika di pasang pada sebuah cover hidrolik,bagian atas seal ini sudah pasti akan bersentuhan dengan permukaan alur / groove seal.Bagian seal ini akan terdorong dengan kuat terhadap groove tesebut sehingga terjadi kemampatan.Begitu juga dengan bagian bawahnya,bagian ini akan terdorong kuat terhadap rod hidrolik sehingga terjadi kemampatan.Jika dalam kondisi bagus maka dalam keadaan ini hidrolik tidak terjadi kebocoran.Ininya,jika dipasang pada sebuah cover , pasanglah seal ini dengan menghadapkan celah tersebut terhadap tabung hidrolik ( ke arah dalam ).

Akan lain kejadiannya jika cara memasangnya salah,dalam hal in adalah terbalik dalam memasangnya.Jika memasangnya terbalik terhadap arah tekanan oli,maka ketika terjadi tekanan kedua sirip seal tersebut justru akan semakin bergerak kebalikannya, ke bawah ( untuk bagian atas ) dan ke atas ( untuk bagian bawah ).Hal ini tentu membuat oli tidak akan mampat dan justru akan terus mengalir melewati seal ini.Hal yang sudah pasti terjadi adalah hidrolik tidak bisa digunakan karena terjadi kebocoran yang diakibatkan oleh tidak terjadinya kemampatan oli bertekanan.

Seal jenis ini bisa juga digunakan untuk piston seal.Cara memasangnya mempunyai prinsip yang sama yaitu arah tekanan oli.Jika seal ini digunakan untuk hidrolik double acting,maka pemasangna seal ini disesuaikan dengan arah tekanannya dan di pasang bolak-balik.Jika digunakan untuk hidrolik single acting maka cara memasangnya adalah disesuaikan dengan arah tekanan olinya dan dipasang se arah jika dipasang dua buah seal atau lebih. Kunci untuk memasang seal tipe ini adalah perhatikan celah / siripnya dan perhatikan pula arah tekanan olinya.

Ulasan singkat tentang cara memasang seal hidrolik ini semoa bermanfaat dan menambah wawasan kita semua.TUKANG BUBUT amatiran.

Silahkan di baca juga :
  1. Hidrolik single acting dan double acting
  2. Piston hidrolik
  3. cover hidrolik

Friday 7 October 2016

CARA MENGETAP DENGAN MESIN BUBUT


cara mengetap dengan mesin bubut


Mengetap,merupakan salah satu pekerjaan di bidang permesinan yang bertujuan untuk membuat drat dalam.Proses pekerjaan ini membutuhkan suatu alat bantu utama yang disebut dengan TAP atau HAND TAP.Alat ini mempunyai bentuk seperti baut yang di buat beberapa alur yang berfungsi sebagai jalur keluarnya tatal bekas tap-tapan.Secara umum tap terbagi dalam 3 macam yaitu tap no 1,2 dan 3.
  1. Tap no 1 adalah sebuah tap yang harus digunakan pada langkah pertama ketika mengetap.Tap ini bisa juga disebut sebagai tap permulaan.Tap ini mempunyai ciri-ciri bagian rata pada mata tap ( lancip-lancip ) paling banyak diantara tap lainnya.
  2. Tap no 2,tap ini digunakan pada langkah kedua pengetapan.Tap ini mempunyai jumlah bagian rata yang lebih sedikit dibanding tap no 1.
  3. Tap no 3.Tap ini berfungsi sebagai tap finishing.Tap ini digunakan pada langkah terakhir proses pengetapan.Tap ini mempunyai bagian rata paling sedikit dibanding tap yang lainnya.
Kebiasaan TUKANG BUBUT amatiran 

Ketika mengetap sebuah lubang yang tembus biasanya saya hanya menggunakan tap no 2.Hal ini saya lakukan untuk menyingkat proses kerja.Meskipun demikian,walaupun hanya menggunakan tap no 2 hasil dari tap-tapan ini sudah bisa dimasukkan bautnya secara sempurna.Akan lain ceritanya jika harus mengetap sebuah lubang yang tidak tembus.Saran saya gunakanlah tap no 1 atau 2 terlebih dahulu supaya enteng mengetapnya.Proses mengetap seperti ini juga harus diakhiri dengan tap no 3 supaya hasilnya bagus dan sama sampai akhir drat.Sekedar saran saja,jangan mengetap dengan menggunakan tap no 3 terlebih dahulu atau hanya menggunakan tap no 3 saja,hal ini mengakibatkan putaran tap menjadi berat dan sangat beresiko patah.

MENGETAP DENGAN MESIN BUBUT


Mengetap juga bisa dilakukan dengan menggunakan mesin bubut.Biasanya proses mengetap dengan mesin bubut ini saya lakukan untuk drat dengan ukuran sekitar 8 sampai 14 mm,dan ini sifatnya opsional , bebas terserah tukang bubutnya.

Langkah-langkah mengetap drat M 12 x 1.75 dengan mesin bubut.
  1. Persiapkan alat-alat untuk mengetap diantaranya hand tap M 12 x 1.75,gagang tap,mata bor 10.5 , pelumas,bor senter dan senter hidup mesin bubut.
  2. Pasang benda kerja.Lakukan bubut facing kemudian buatlah sebuah cekungan kecil pada senter benda kerja dengan memggunakan pisau kanan , atau bisa juga mengebornya dengan menggunakan bor senter..Cekungan ini berfungsi untuk membantu mata bor agar lurus dan diam saat proses mengebor.
  3. Perhatikan tap nya.Pada bagian belakang dari tap ini terdapat sebuah titik kecil yang menerupai sebuak ketrikan.Titik ini berfungsi untuk meluruskan hand tap terhadap lubang yang akan di tap.Oleh karena itu pastikanlah bahwa ujung senter mesin bubut harus benar-benar masuk pada titik ini ketika akan memulai proses mengetap dengan mesin bubut.
  4. Pasang senter hidup pada kepala lepas / tail stock dan dekatkan pada benda kerja dengan perkiraan masih ada ruang yang cukup untuk memasang tap pada benda kerja.
  5. Letakkan tap yang sudah di pasang gagangnya pada lubang yang akan di tap.Dorong senter dengan memutar handel tail stock dan pastikan ujung senter masuk pada titik kecil yang ada pada ujung tap kemudian kuncilah tail stock terhadap meja mesin.
  6. Dorong rumah pisau dengan menggunkan eretan lintang mendekati gagang tap.Posisikanlah rumah pisau ini menjadi tumpuan gagang tap.Perhatikan lingkaran biru pada gambar di atas.Ketika ragum di putar,tap ini diam tidak ikut berputar,dan inilah fungsi dari rumah pahat sebagai tumpuan gagang tap.
  7. Matikan mesin dan posisikan pada rpm netral,sekaligus berikan pelumas pada tap dan luabangnya.
  8. Ambil kunci ragum,letakkan pada posisinya ( lubang yang ada di rahang ragum ) dan pegang dengan menggunakan tangan kiri.Bersamaan dengan itu letakkan tangan kanan anda pada handel tail stock.Posisi ini merupakan posisi persiapan operator / tukang bubut untuk memulai mengetap.
  9. Putar ragum secara manual dengan menarik kunci ragum kebawah.bersamaan dengan itu putarlah handel tail stock ke depan sehingga tap ikut bergerak maju mengikuti putaran ragum.
  10. Pindahkan kunci ragum pada lubang selanjutnya , tarik kembali ke bawah dan kembalai dorong tap dengan memutar handel tail stock secara bersamaan.Begitu seterusnya memutar ragum dan handel tail stock secara bersamaan.
  11. Lakukan berulang-ulang jika perlu berikan sedikit putaran balik untuk memutus tatalnya.
Tipa ringan ala TUKANG BUBUT amatiran ,semoga bermanfaat.

Silahkan di baca juga :

Wednesday 5 October 2016

CARA MEMBUBUT KOTAK DENGAN MESIN BUBUT


Benda kerja kotak,sebuah benda kerja yang berbentuk kotak,baik itu persegi ataupun persegi panjang.Dalam dunia hidrolik,benda kerja dengan bentuk kotak ini sangat sering digunakan.Biasanya benda seperti ini digunakan untuk cover,flange,clevis ataupun check valve.Untuk membuat sebuah benda kerja kotak biasanya mesin yang digunakan adalah mesin milling atau mesin sekrap.Tapi tahukan anda bahwa benda kerja ini juga bisa dekerjakan dengan mesin bubut ?.Nah ,untuk kesempatan kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan memberikan tips ringan untuk membuat sebuah benda kerja kotak dengan mesin bubut.

MEMBUBUT BENDA KERJA KOTAK DENGAN MESIN BUBUT


Langkah pertama sebelum membubut sebuah benda kerja sudah pasti adalah pemeriksaan bahan mentah.Pastikan bahwa bahan mentah adalah sesuai dengan gambar benda kerja yang akan dibuat.Pastikan ukuran kotak dan ketebalannya akan bisa dibubut sesuai ukuran yang di minta.

Seperti biasa rahang ragum kita bagi menjadi empat yaitu rahang 1 , 2 ,3 dan 4.Dorong rahang 2 dan 4 kedalam hingga benar - benar mengadu dan berada tepat di tengah - tengah ragum dan kencangkan.Ukur ketebalan benda kerja kemudian lebarkan rahang no 1 dengan perkiraan melebihi ukuran ketebalan benda kerja.Masukkan benda kerja pada celah ragum no 1 ini kemudian kencangkan rahangnya.Seperti langkah pada rahang no 1,lakukan pula pada rahang no 3 untuk benda kerja kedua.Kencangkan rahang ragum no 3 ini kemudian lakukan pengecekan ulang pada rahang ragum no 1.Dengan demikian maka proses mengikat benda kerja sudah selesai dan siap untuk proses membubut.


Proses membubut yang akan digunakan untuk membubut kotak adalah proses membubut permukaan atau facing,oleh karena itu persiapkanlah mesin dan pisau untuk melakukan proses bubut facing.Pada proses bubut untuk sisi kotak yang pertama ini saya sarankan untuk membubut asal rata terlebih dahulu sebagai langkah aman terhadap ukuran hasil akhirnya nanti.Mulailah dengan memberikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.5 mm.Perhatikan hasilnya jika sudah rata dan halus maka cukupkanlah untuk proses membubut sisi kotak yang pertama ini.Jika belum maka tambahkanlah kedalaman lagi sebanyak 0.5 mm.


Untuk proses selanjutnya adalah membubut sisi kotak yang berlawanan dengan sisi yang tadi sudah di bubut rata.Buka rahang no 1 ,ambil benda kerja kemudian balik posisinya hingga sisi yang suda di bubut menempel pada bidang rata ragum,sedikit kencangkan rahangnya.Lakukan juga langkah ini untuk benda kerja kedua yang menempel pada rahang no 3,sedikit kencangkan rahangnya.Pukul bagian luar benda kerja untuk memastikan bahwa sisi dalam benda kerja benar-benar rata dengan permukaan ragum,kemudian kencangkan rahangnya.Lakukan pula langkah ini untuk rahang no 1 dan pastikan bahwa benda kerja benar-benar rata dengan permukaan ragum dan kencang.Setelah proses ini selesai maka benda kerja siap untuk di bubut.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.5 mm untuk proses membubut yang pertama dan lakukan pengukuran pula pada proses yang pertama ini.Kemudian bubutlah sesuai dengan ukuran yang diinginkan.


Proses setting benda kerja untuk membubut sisi yang ketiga agak sedikit berbeda dengan proses membubut pada sisi pertama dan kedua.Pada langkah ini benda kerja harus disetting supaya siku-siku terhadap bidang rata ragum.Caranya adalah,bukalah rahang ragum no 1 dan 3 kemudian putarlah benda kerja sehingga bagian yang sudah rata berada di sisi kiri dan kanan dari rahang ragum ( lihat gambar ).Kencangkan sedikit rahangnya untuk proses menyiku benda kerja.Letakkan salah satu sisi siku pada sisi benda kerja yang sudah rata dan dekatkan sisi siku yang lain pada permukaan ragum.Lakukan setting siku ini pada kedua sisi benda kerja yang sudah rata pada setiap benda kerja.Pastikan bahwa sisi siku yang menempel pada ragum benar - benar rata untuk setiap sisi benda kerja.Lakukan ini pula pada benda kerja kedua yang berada pada rahang no 3.Pastikan benda kerja benar-benar siku-siku dan kencang sebelum melakukan proses mebubut.Sama seperti proses yang pertama,bubutlah sisi ketiga ini dengan ketentuan asal rata terlebih dahulu.


Proses membubut untuk sisi yang ke empat mempunyai langkah yang sama dengan membubut sisi yang kedua.Pastikan bahwa sisi benda kerja yang menempel pada permukaan ragum benar-benar rata dan benda kerja benar- benar terikat dengan sempurna.


Hal - hal yang perlu diperhatikan.
  1. Pastikan bahwa benda kerja benar terikat dengan sempurna dan kencang karena hanya terikat pada dua sisi saja.
  2. Gunakan putaran sedang.
  3. Proses bubut ini biasanya akan boros pisau karena pisau berbenturan dengan benda kerja yang tidak rata layaknya membubut bulat,oleh karena itu sekedar saran saja , berikanlah radius pada ujung pahat atau jika ada gunakanlah pahat bubut cnc.
  4. Jika benda kerja yang akan dibuat kotak hanya satu,maka bisa menggunakan ragum rahang tiga.Atau jika menggunakan ragum rahang empat , pasanglah sebuah benda yang berfungsi sebagai alat bantu pada rahang yang berlawanan dengan rahang yang digunakan untuk mengikat benda kerja.Gunakanlah benda alat bantu dengan ukuran yang lebih kecil dari benda kerja yang di bubut.
  5. Berikan pelumas setiap proses membubut.
Tips ringan ala TUKANG BUBUT amatiran , semoga bermanfaat.

Silahkan di baca juga :

CARA MEMBACA TABEL MESIN BUBUT / MENGGANTI RODA GIGI UNTUK MEMBUAT DRAT




Mesin bubut terkadang mempunyai perbedaan antara satu dengan yang lain terutama dalam hal membuat drat.Ada sebuah mesin bubut yang hanya cukup memindahkan handel-handel saja untuk membuat drat.Tetapi ada juga yang harus mengganti beberapa roda gigi / gear terlebih dahulu untuk membuat drat.Sebagai tambahan perbendaharaan ilmu kali ini saya akan membahas tentang sebuah mesin bubut yang mengharuskan seorang operator untuk mengganti roda gigi dahulu sebelum mengedrat.

Sebagai contoh sebuah mesin bubut yang dulu pernah ada di bengkel tempat saya bekerja.Mesin ini mempunyai tampilan tabel seperti pada gambar di atas.Pada tabel ini terdapat beberapa kode tabel, diantaranya a.b,ABCD ( kapital ),angka 1 sampai 8 , 120,127,30,35,45,48.Kode ABCD dan angka 1 sampai 8 merupakan kode untuk handel-handel yang berkaitan dengan kecepatan laju eretan bawah dan eretan lintang.Kode yang lain merupakan kode-kode angka yang menunjukkan jumlah mata dalam satu roda gigi / gear.Gear-gear ini juga berkaitan dengan pergerakan laju eretan bawah dan lintang.

Perhatikan gambar yang ada disebelah kiri.Gambar ini menunjukkan posisi dari gear / gear atau roda gigi sebuah mesin bubut.Jika melihat tabelnya maka posisi gear / roda gigi ini sangat berpengaruh terhadap laju pegerakan eretan bawah terutama untuk membuat drat.Begitu pula untuk jenis dratnya baik itu wihtworth ataupun metrik biasanya ada perbedaan posisi gear / roda gigi.Seperti pada gambar di atas,gambar posisi gear sebelah kiri,dimana posisi gear a,penghubung,gear 120 dan gear b berada pada satu garis lurus,posisi ini merupakan posisi untuk membuat drat metrik.Cocokakanlah terhadap tabelnya dimana posisi gear ini berada pada tabel untuk drat jenis metrik,milimeter.Tidak hanya untuk jenis dratnya saja,posisi gear ini juga harus diperhatikan ketika membuat drat dengan jarak tertentu.Jika melihat tabelnya maka jumlah mata dalam roda gigi ini akan berpengaruh terhadap jarak gang sebuah drat/ulir.Sebagai contoh misalnya akan dibuat sebuah drat dengan jarak gang 1.75 mm,maka posisi gearnya adalah posisi yang tampak seperti gambar paling kiri,kemudian jumlah mata dari gear a adalah 35 , gear b 45 kemudian posisikan handel - handel pada angka 1 huruf D dan A.Jika kita ingin membuat drat dengan jarak gang 1.5 mm maka kembali perhatikan tabelnya,dimana jumlah mata untuk gear a harus diganti dari 35 menjadi 30 sedangkan posisi handel-handel dan jumlah mata gearnya masih tetap yaitu D,A dan angka 1.Perhatikan posisi gear,handel-handel dan jumlah mata dalam sebuah gear sebelum membuat sebuah drat dengan mesin bubut.

Gambar posisi gear sebelah kanan merupakan posisi untuk ukuran inchi.Posisi gear a,penghubung dan 120 berada pada satu garis lurus,sedangkan posisi gear 127 harus segaris dengan gear b,sementara posisi gear 120 dn 127 masih dalam satu sumbu.Cara membaca tabel untuk ukuran inchi ini mempunyai prinsip yang sama dengan cara membaca untuk ukuran millimeter.Perhatiakan posisi gear,jumlah mata gear dan handel-handelnya.Untuk gear a dan b sendiri mempunyai jumlah mata yang selalu tetap yaitu gear a 30 dan gear b 45.Sedangkan handel-handelnya harus berubah sesuai dengan drat yang akan di buat.Sebagai contoh misalnya akan membuat drat inci dengan jumlah 12 gang per inchi maka posisi handelnya adalah C,B dan angka 6.

MENGGANTI RODA GIGI / GEAR DISESUAIKAN DENGAN TABEL MESIN BUBUT



Gambar ini merupakan gambar sebuah gear / roda gigi pada sebuah mesin bubut,gear a,b.120,127 dan gear penghubung yang selalu tetap baik itu posisi ataupun jumlah matanya.Gear 120 dan 127 di ikat oleh satu baut yaitu baut no 3,gear 127 berada di luar sedangkan gear no 120 berada di bagian dalam.

Jika melihat posisinya maka gambar di atas berada pada posisi millimeter / drat metrik,dimana gear a,penghubung,120 dan gear b berada pada satu garis lurus.Seandainya posisi ini akan diubah menjadi posisi inchi maka caranya adalah :
  1. Kendurkan baut no 5,gear 120 nantinya akan menjadi turun ke bawah.
  2. Kencangkan kembali baut no 5 untuk memudahkan proses yang lainnya.
  3. Kendurkan baut no 3 dengan perkiraan gear b dapat dengan mudah dikeluarkan kemudian kencangkan kembali untuk memudahkan proses membuka gear b.
  4. Buka baut no 4 kemudian keluarkan gear b.
  5. Pasang kembali gear b dengan membalik posisinya sehingga posisi gearnya berada agak keluar dan segaris dengan gear 127.
  6. Pasang kembali bautnya dan kencangkan.
  7. Kendurkan baut no 3 dan dekatkan gearnya kepada gear b,kemudian kencangkan kembali bautnya.
  8. Kendurkan baut no 5,angkat dan dekatkan gear 120 dengan gear penghubung kemudian kencangkan bautnya.
  9. Selesai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengganti gear :
  1. Pastikan mesin dalam keadaan mati.Tekan tombol emergency atau matikan saklarnya.
  2. Gunakan kunci yang tepat.Jika menggunakan kunci inggris,pastikan lebarnya tidak terlalul lebar.Membuka kunci inggris terlalu lebar akan membuat baut cepat rusak, selek / dol.
  3. Perhatikan jarak kerapatan antar gearnya.Jika terjadi kebisingan ketika mesin dinyalakan itu artinya jarak kerapatan gear terlalu rapat,solusinya adalah merenggangkan jaraknya.
  4. Perhatikan posisi dan jumlah mata gearnya,pastikan sudah sesuai dengan tabel yang diinginkan.
  5. Baut no 2 3 dan 5 tidak perlu di lepas,cukup dikendurkan saja.Lepas baut no 1 dan 4 jika harus mengganti gear a atau b.
  6. Gunakan sarung tangan karena gear-gear ini sangat tajam.


Saturday 1 October 2016

CARA MENJEPIT BENDA KERJA TAK BERATURAN / CLEVIS HIDROLIK


setting benda kerja tak beraturan dengan rahang empat ( clevis hidrolik arm roll )


Clevis hidrolik merupakan bagian dari hidrolik yang akan digunakan sebagai tempat untuk menempatkan pin hidrolik.Pin ini akan menghubungkan hidrolik dengan sesuatu yang akan diangkat atau didorong dengan hidrolik itu sendiri.Clevis ini mempunyi bentuk yang bermacam-macam dan terkadang tidak beraturan.Seperti yang tampak pada gambar di atas,clevis ini mempunyai bentuk persegi panjang tetapi salah satu ujungnya berbentuk setengah lingkaran.Bentuk seperti ini biasanya disebut dengan mal atau pola.

Cara terbaik untuk mengikat bendaa kerja seperti gambar diatas adalahh dengan menggunakan ragum rahang empat.Meskipun bisa juga menggunakan ragum rahang tiga.Mengikat dengan menggunakan ragum rahang tiga akan memerlukan peralatan tambahan yaitu berupa pipa yang akan dilas titik pada bagian tertentu yang akan digunakan sebagai tempat untuk mengikat clevis ini di ragum.Penggunaan ragum rahang tiga juga akan menambah proses pekerjaan yaitu pengelasan dan penggerindaan untuk melepas pipa yang tadi di las.

CARA MENJEPIT BENDA KERJA DENGAN RAHANG EMPAT


Berikut ini langkah-langkah yang saya lakukan untuk menjepit benda kerja di atas.Sebagai catatan benda di atas mempunyai ukuran 100 x 150 mm tebal 50 mm.
  1. Seperti gambar di atas , ragum saya bagi menjadi 4 bagian yaitu rahang 1 sampai 4.Bukalah masing - masing rahang dengan lebar yang sama yaitu 100 mm.Usahakan jarak masing - masing rahang ini sama jika diukur dari titik tengah ragum,gunakanlah garis - garis lingkaran yang ada pada ragum sebagai parameternya.
  2. Lebarkan rahang no 1 hingga berjarak 155 mm dari rahang no 3 dan lebarkan rahang no 2 hingga berjarak 105 mm dari rahang no 4.
  3. Pasang benda kerja dan kencangkan pada rahang no 1 dan 2.
  4. Lakukan setting benda kerja pada permukaannya terlebih dahulu baru kemudian setting kesenterannya.
  5. Seperti yang tampak pada gambar no 1,cara setting kesenteran benda kerja ini dilakukan pada bagian benda kerja yang berbentuk setengah lingkaran.Letakkan jarum dial pada bagian ini dan senterlah benda kerja ini pada bagian yang terikat pada rahang no 2 3 dan 4.Cara ini mempunyai kelebihan yaitu senter yang langsung mengarah pada benda kerja.Kelemahan dari cara ini adalah ketika harus membubut dalam jumlah yang banyak.Proses setting dengan cara ini akan memakan waktu yang lumayan banyak karena biasanya benda seperti ini hasil potongannya tidak rapi bahkan cenderung miring.
  6. Cara lain ( gambar no 2 ) untuk nyetting benda kerja ini adalah dengan melakukan setting pada rahang ragumnya terutama rahang yang mengikat bagian setengah lingkarannya ( rahang 2 3 dan 4 ).Kelebihan dari cara ini adalah proses setting yang cepat ketika harus membubut dalam jumlah yang banyak.Meskipun benda kerja mempunyai bentuk yang tidak bagus , sudah pasti tidak akan berpengaruh apa -apa karena yang di setting adalah ragumnya.Kelemahan dari car aini adalah jarak rahang no 1 yang terlalu jauh,oleh karena itu jarum pasti akan berbenturan dengan rahang ini.Solusi untuk masalah ini adalah lakukan proses setting dengan bolak - balik dari rahang 2 3 4 kemudian 4 3 2 tanpa harus melalui rahang 1.Cara kedua ini merupakan cara yang saya pilih.

setting benda kerja tak beraruran ujung clevis hidrolik arm roll

PROSES MENJEPIT UNTUK MEMBUBUT UJUNG CLEVIS

Setelah selesai proses membubut lubang pinnya,langkaj selanjutnya untuk membubut clevis ini adalah meratakan ujungnya.Langkah - langkah yang saya lakukan untuk proses ini adalah :
  1. Lepas benda kerja setelah selesai proses melubangi dengan cara membuka ragum pada rahang no 2 dan 1.Biarkan jarak rahang no 2 dan 4 karena masih akan digunakan untuk proses selanjutnya.Ubah jarak rahang no 1 dan 3 menjadi 50 mm kemudian lebarkan rahang yang no 1 sejauh 5 mm.
  2. Masukkan benda kerja dan kencangkan ragum pada rahang no 1 dan 2.
  3. Setting ragum pada rahang no 2 dan 4 dengan kekencangan setengah kencang.
  4. Siku permukaan benda kerja terhadap permukaan ragum ( no 2 ).Lakukan pada dua sisi permukaannya yaitu pada rahang no 1 dan 3.
  5. Setting pada ujung benda kerja.Lakukan proses ini pada ke empat sudut benda kerja.Biasanya setting ini tidak akan bisa sama persis dan hanya mendekati saja ( no 3 ).
  6. Setting benda kerja pada ujungnya pada bagian yang segaris dengan rahang no 1 dan 3.Lakukan proses ini dengan mengendurkan dan mengencangkan rahang ragumnya.Lakukan pengecekan kesikuan benda kerja terhadap ragum setiap satu atau dua kali proses mengendurkan dan mengencangkan rahangnya.Biasanya kesikuan ini akan berubah setiap rahang ragum dibuka atau dikencangkan ( proses no 2 ).
  7. Lakukan dengan tepat hingga diperoleh hasil yang bagus.
  8. Terakhir lakukan proses meratakan ujung clevis dengan langkah seperti membubut rata memanjang.
Tips ringan ala TUKANG BUBUT amatiran ini semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Silahkan dibaca juga :



Thursday 29 September 2016

CARA MEMBUAT DRAT DALAM DENGAN MESIN BUBUT



praktek membuat drat dalam dengan mesin bubut ,membubut tabung hidrolik


Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan seorang tukang bubut adalah membuat drat dalam / mur.Drat dalam ini merupakan sebuah drat yang dirancang sebagai pasangan dari sebuah drat luar / baut,oleh karena itu cara memberi ukuran untuk drat dalam ini juga mengikuti ukuran bautnya.Oleh TUKANG BUBUT amatiran,biasanya drat dalam ini dikerjakan dalam membubut sebuah tabung hidrolik,dimana tabung hidrolik ini mempunyai pasangan pula yaitu berupa cover hidrolik.Pada kesempatan kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan membahaas tentang membuat drat dalam dengan mesin bubut dan yang dijadikan sebagai bahan praktek adalah sebuah tabung hidrolik dengan ukuran 80 x 95.Tabung ini akan di buat drat dengan ukuran M 85 x 2 panjang 35 , sesuai gambar diatas.

PRAKTEK MEMBUAT DRAT DALAM DENGAN MESIN BUBUT


Seperti biasa , sebelum melakukan sebuah pekerjaan permesinan sangat saya sarankan untuk memeriksa bahan mentah,dalam hal ini pastikanlah bahwa tabung sudah sesuai ukurannya dengan gambar yaitu tabung diameter 80 dengan diameter luar 95,serta lakukan pengecekan terhadap panjangnya.

Pasang benda kerja pada ragum dan lakukan penyetelan dengan benar.Tidak seperti biasanya,untuk menyetting sebuah tabung bagian yang harus di setting adalah bagian diameter dalamnya.Oleh karena itu settinglah tabung ini pada diameter dalamnya dan pastikan hasilnya bagus.Untuk hasil terbaik dalam setting tabung hidrolik saya sarankan untuk menggunakan dial indikator karena mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.

Setelah benda kerja benar - benar siap di bubut langkah selanjutnya adalah meratakan ujung tabungnya,atau biasa disebut dengan bubut facing,rata permukaan.Untuk pekerjaan ini ada 2 pilihan metode,bisa menggunakan langkah otomatis eretan lintang atau bisa juga dengan menggunakan eretan bawah.Sebenarnya bisa juga menggunakan eretan atas,namun pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama dengan eretan bawah.Pada proses bubut facing ini saya sarankan untuk menchamfer juga pada ujung luar tabungnya supaya tidak tajam.Proses chamfer ini bisa dlakukan dengan memiringkan pisau kanan atau bisa juga dengan langkah kombinasi antara eretan lintang dan atas secara bersamaan.

Setelah selesai proses bubut facing maka persiapkanlah sebuah pisau bubut rata dalam kemudian pasang pada rumah pisau dengan ketinggian di atas senter benda kerja.Kemudian aturlah eretan atas untuk sudut 30 derajat,hal ini sebagai persiapan untuk proses chamfer pada langkah akhir bubut rata dalam.Posisikan pisau dalam sejajar dengan eretan bawah,meskipun posisi eretan atas berada pada sudut 30 derajat.Tempelkan pisau dalam pada ujung tabung,pada keadaan ini posisikan parameter eretan bawah pada angka nol.Tarik keluar pisau ke arah kanan dengan menggunakan eretan bawah,nyalakan mesin dan dekatkan pisau pada diameter dalam benda kerja hingga sedikit menyayatnya.Tarik keluar pisau ke kanan dengan menggunakan eretan bawah.Posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.5 mm kemudian jalankan eretan bawah secara otomatis hingga benda kerja tersayat sepanjang 2 mm.Tarik keluar pisau dengan eretan bawah jauh menjauhi benda kerja.Geser pisau agak jauh dari benda kerja karena akan digunakan untuk mengukur.Ukurlah hasil sayatan tadi.Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa hasilnya akan tepat.Pastikan ukurannya kemudian tambahkan kedalaman pemakanan hingga hasilnya nanti menjadi diameter 83 mm.Nyalakan mesin dan jalankan bubut rata otomatis.Berhentikan eretan bawah setelah sampai pada angka 35 dengan menarik handelnya,kemudian gunakan eretan atas untuk membubut tirusnya / chamfer dengan memutar  handelnya searah jarum jam.Tarik keluar pisau dari benda kerja kemudian lakukan pula bubut chamfer sedalam 2 mm pada ujung awal diameter 83 mm sebagai chamfer awal drat.

Proses selanjutnya adalah membuat alur dalam.alur ini berfungsi sebagai langkah bebas pisau saat membuat drat.Persiapkan pisau alur dalam dengan lebar 3 sampai 5 mm,opsional,saran saya gunakanlah lebar pisau 5 mm,jika masih proses belajar membuat drat dalam.Pemasangan pisau ini bisa ditempatkan pada tempat pisau dalam yang tadi digunakan atau pada tempat lainnya,saran saya letakkan pisau ini pada tempat yang lain.Setelah terpasang dengan benar.tempelkan pisau pada ujung benda kerja / facing , kemudian posisikan parameter eretan bawah pada angka nol.Tarik keluar pisau sejauh 1 mm dengan bawah dan eretan lintang.Putar mesin denga putaran sedang atau pelan.Dorong pisau dengan eretan bawah sejauh 35 mm kemudian lakukan pembubutan alur dalam sedalam 3 mm.Gunakan pisau ini untuk menchamfer ujung akhir diameter 83.Chamfer ini berfungsi untuk keamanan pisau derat,Jika tidak di chamfer biasanya pisau drat patah pada akhir langkah drat,yaitu pada ujung akhir diameter 83 yang tidak di chamfer.

Tarik keluar pisau dan lepas untuk persiapan membuat drat.Pasang pisau drat dalam dengan jarak 50 mm dari rumah pisau.Jarak ini sifatnya opsional,bebas terserah tukang bubutnya.Atur rpm mesin pada putaran rendah sekitar 150 sampai 200.Atur pula handel-handel eretan untuk membuat drat dengan jarak gang 2 mm.Putar mesin kemudian tempelkan pisau pada diameter 83 mm hingga sedikit menyayat.Pada keadaan ini posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.Tarik keluar pisau dengan eretan bawah,tanpa menarik keluar pisau dengan eretan lintang.Putar mesin dengan putaran kiri dengan menekan handelnya ke bawah,kemudian tekan handel untuk drat yang ada pada eretan bawah.Berikan kedalaman pemakanan sedalam 0.5 mm kemudian tarik handel ke atas hingga mesin berputar arah kanan.Pisau pun berjalan ke kiri dan memulai proses mengedrat.Pada proses mengedrat,usahan untuk selalu memposisikan tangan kiri pada handel eretan lintang dan tangan kanan pada handel rpm ragum.Perhatikan jalannya pisau,setelah sampai pada alur dalam ( alur langkah bebas pisau yang ada pada ujung diameter 83 ),putar ke kanan eretan lintang ke arah kiri sehingga pisau bergerak menjauhi benda kerja.Setelah ganti putaran ragum menjadi putaran sebaliknya ( kiri ) dengan menekan handelnya ke bawah sehingga pisau berjalan ke kanan dan keluar dari benda kerja.Matikan mesin kemudian lakukan pengecekan drat dengan menggunakan mal drat.Jika sudah benar kembali berikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.3 mm dan mulailah proses pembubutan drat untuk yang kedua kalinya.Begitu seterusnya hingga didapatkan kedalaman drat yang diinginkan,yaitu sampai baut / pasangan drat dalam ini ( cover hidrolik ) masuk dratnya.

Permasalahan yang sering terjadi bagi seorang pemula dalam membuat drat adalah menentukan kedalaman pemakanan untuk langkah kedua dan selanjutnya.Antara terlalu banyak atau justru kurang satu putaran eretan lintangnya.Sehingga ketika mesin dijalankan pisau belum menyentuh benda kerja karena jarak pisau masih terlalu jauh.Untuk mengatasi masalah ini perhatikanlah posisi pisau ketika arah balik setelah proses mengedrat.Dekatkan pisau sedekat mungkin terhadap dratnya tapi jangan sampai menyentuhnya.Jika sampai menyentuh benda kerja , sudah dapat dipastikan bahwa pisau akan patah.Perhatikan pula tatalnya,biasanya tatal ini juga bisa menjadi penyebab pisau drat patah.Perkirakanlah jarak pisau ini sekitar 1 mm dari dratnya,jika ini yang dilakukan maka untuk kedalaman selanjutnya adalah beberapa angka setelahnya.Sebagai contoh untuk masalah ini adalah misalnya eretan mesin bubut mempunyai parameter angka 0 sampai 9.Ketika proses drat pertama parameter ini di angka 0 , maka pada saat balik arah letakkan pisau sedekat mungkin dengan dratnya dan posisikan parameter di angka 1.Untuk langkah selanjutnya langsung posisikan parameter eretan lintang pada angka 9.2 untuk penambahan kedalaman sebanyak 0,3 mm.Penambahan 0.3 ini tidak perlu untuk memutar eretan lintang satu putaran tapi langsung posisikan pada angka setelahnya.Ingat,kuncinya adalah letakkan pisau sedekatm mungkin terhadap benda kerja sekitar 1 mm pada saat arah balik.

CARA TUKANG BUBUT amatiran DALAM MEMBUAT DRAT DALAM.

Cara ini merupakan cara yang dilakukan oleh TUKANG BUBUT amatiran,dan ini merupakan cara yang tidak sesuai dengan standar mengedrat pada umumnya.Oleh karena itu cara ini mungkin saja tidak baik untuk di contoh.Jika sampai mengikuti cara ini kemudian terjadi hal-hal negatif maka saya tidak bertanggung jawab.

Untuk membubut sebuah tabung hidrolik seperti ini biasanya posisi eretan atas tidak di buat miring tetapi saya biarkan untuk lurus sejajar dengan eretan bawah.Untuk pisau dalamnya saya rancang supaya tatal bergerak ke arah belakang ( arah ke kiri menjauhi gagang pisau dalam ).Pada proses membubut dalam pun ada sedikit perbedaan dengan cara diatas.Pada saat proses membubut dalam dan angka pada eretan bawah sudah sampai pada angka 35 maka pada saat seperti ini eretan lintang langsung saya putar ke kanan secara perlahan sehingga pisau bergerak menjauh.Proses ini saya lakukan untuk membuat chamfer.Setelah selesai proses chamfer ini maka langkah otomatis eretan bawah saya matikan,pisau saya letakkan pada angka 30 eretan bawah kemudian saya tempelkan pada benda kerja.Otomatis kembali saya jalankan bersama dengan ini eretan lintang saya putar ke kiri sehingga pisau menyayat benda kerja secara perlahan.Setelah sampai kedalaman 3 mm eretan lintang saya biarkan dan eretan bawah terus berjalan.Setelah sampai pada angka 35 barulah eretan bawah saya matika jalan otomatisnya dan pisau saya tarik keluar.Langkah ini saya lakukan untuk membuat chamfer pada akhir langkah drat dan untuk membuat alur bebas drat.

Diameter dalam untuk membuat drat juga tidak sama dengan standar pada umumnya.Untuk ukuran 2 gang biasanya diameter dalamnya saya kurangi 2.5 mm dari ukuran bautnya.Jika melihat ukuran drat di atas maka diameter dalamnya saya buat menjadi 83.5 mm.Langkah ini saya ambil untuk mempercepat proses membuat drat terutama tabung hidrolik supaya cepat selesai.Tips ringan,semoga bermanfaat.

TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :

  1. Pisau bubut dalam
  2. Pisau drat dalam
  3. Membaca kode drat
  4. Pelumas untuk membuat drat






Saturday 24 September 2016

CARA MEMBUBUT ALUR DALAM / PRAKTEK MEMBUAT COVER HIDROLIK





COVER HIDROLIK.Merupakan bagian dari hidrolik yang berfungsi untuk meletakkan seal-seal / perangkat anti kebocoran,baik pada as ataupun pada tabung hidrolik.Cover hidrolik sendiri ada bernacam-macam,ada tipe baut,snap ring atau tipe drat seperti yang nampak pada gambar di atas.Dari ketiga tipe cover tersebut ada satu kesamaan yaitu sebagai tempat seal-seal.Oleh karena itu dibagian dalam cover hidrolik ini pasti terdapat groove atau alur-alur yang berfungsi sebagai rumah seal.

Pada kesempatan kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan mencoba mengulas tentang cara membuat groove / rumah seal hidrolik.Meskipun pada dasarnya sebuah cover hidrolik ini bisa juga digunakan sebagai bahan untuk latihan membuat alur luar,drat luar,membubut rata bertingkat,membubut tirus dan sebagainya.Namun kali ini akan kita fokuskan pada pembuatan groove / alur dalam.

CARA MEMBUBUT ALUR DALAM DENGAN MESIN BUBUT

Perlu diketahui bahwa mesin yang saya gunakan untuk membuat cover hidrolik ini merupakan mesin yang cukup besar.Panjang mesin 1500 dengan ukuran ragum sebesar 16 inchi.Alat yang diperlukan untuk membubut alur dalam antara lain ;
  1. Mata bor,biasanya mata bor yang saya gunakan adalah mata bor diameter 25 dan 45 mm.
  2. Pisau bubut dalam.
  3. Pisau alur dalam.Jika melihat gambar diatas maka saya sarankan untuk mempersiapkan sebuah pisau alur dalam dengan lebar 5.2mm.
  4. Sketmat / jangka sorong
  5. Peralatan kelengkapan membubut lainnya
Langkah pertama tentu adalah pengecekan bahan mentah.Hal ini sangat saya tekankan dalam setiap pekerjaan apapun,mengingat resikonya adalah buat operator itu sendiri.Langkah selanjutnya adalah memasang benda kerja,mengebor dan membubut diameter dalam hingga menjadi ukuran 51 mm.Proses ini akan kita bahas selanjutnya.Untuk kali ini akan kita fokuskan pada pembuatan alur dalam.

Langkah membubut alur dalam.
  1. Pasanglah pisau alur dengan ketinggian diatas senter benda kerja.Pasang dengan benar,jangan sampai miring karena akan mempengaruhi hasilnya.Dan juga biasanya akan berbunyi menderit jika pisau alur ini tidak lurus terhadap benda kerja.
  2. Posisikan pisau pada permukaan benda kerja ( facing ).Pada keadaan seperti ini posisikan parameter eretan bawah dan atas pada angka nol.
  3. Tarik keluar pisau dengan eretan bawah sejauh 1 mm atau lebih.Jangan terlalu jauh karena hanya digunakan sementara.
  4. Kembali geser pisau dengan eretan bawah sejauh 5 mm ke arah lubang benda kerja ( pisau masuk ke dalam lubang ).Tambahkan geser pisau dengan eretan atas sejauh 0.2 mm.Nilai 5 + 0.2 ini merupakan nilai dari lebar pisau yang digunakan.
  5. Geser kembali pisau denga eretan bawah sejauh 5 mm.Nilai ini merupakan nilai jarak alur pertama dari pinggir benda kerja.
  6. Tempelka pisau pada bagian yang akan di buat alur.Pada keadaan ini,posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.
  7. Dorong sedikit keluar pisau dengan memutar eretan lintang searah jarum jam,kira-kira sejauh 1 mm.
  8. Putar mesin pada putaran sedang.
  9. Dorong pisau dengan eretan lintang hingga menyayat benda kerja dan terbentuklah sebuah alur.
  10. Pada proses membuat alur ini usahakan untuk berhenti memutar eretan lintang setiap 1 mm ( opsional ).Hal ini berfungsi untuk memutus tatal supaya tidak terjadi selip pada alur yang telah di buat.
  11. Berikan kedalaman alur untuk alur yang pertama ini sedalam 4 mm.Sisakan 0.1 mm untuk finishing.
  12. Tarik keluar pisau dengan eretan lintang hingga pisau bebas dari diameter dalam benda kerja
  13. Lebarkan alur sesuai dengan gambar yaitu sejauh 4.8 mm ( 10 - 5.2 ) dengan menggunakan eretan bawah sejauh 4mm kemudian ditambah dengan eretan atas sebanyak 0.8 mm.Cara penambahan ini sifatnya opsional,tergantung tukang bubutnya.
  14. Kembali lakukan pembubutan alur hingga kedalaman 4,1 mm kemudian geser kekanan pisau dengan menggunakan eretan bawah sampai mentok dan kembali geser kekiri sampai mentok juga sebagai proses finishing.Setelah itu tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang hingga pisau terbebas dari diameter dalam benda kerja.Sampai di sisni berarti kita sudah berhasil membuat alur yang pertama.
  15. Selanjutnya adalah proses membuat alur yang kedua.Caranya geserlah pisau dengan eretan bawah sejauh 5 mm ditambah 0.2 dengan eretan atas.Seperti yang tadi saya katakan,nilai ini merupakan nilai dari lebar pisau.
  16. Setelah itu geser kembali pisau denga eretan bawah sejauh 9 mm ditambah 0.5 mm dengan eretan atas.Nilai ini merupakan nilai dari jarak antara alur perama dengan alur kedua.Cara ini juga sifatnya opsional,bisa saja seorang tukang bubut langsung menggeser pisau dengan menjumlahkan kedua nilai yaitu jarak alur pertama dan kedua dengan lebar pisau ( 9.5 + 5.2 ).
  17. Kembali lakukan pembubutan alur dan untuk alur yang kedua ini dalamnya adalah 9 mm.Sisakan 0.1 mm untuk proses finishing dan berhentilah sejenak setiap pendalaman 1 mm.
  18. Lakukan pelebaran alur dengan menggeser pisau sejauh 1.8 mm.
  19. Lakukan pendalaman alur hingga pada kedalaman 9 mm kemudian geser kanan kiri sampai mentok seperti pada proses finishing pada pembubutan alur yang pertama.
  20. Untuk pembuatan alur yang ketiga caranya adalah sama dengan pembuatan alur yang kedua.Geserlah dahulu pisau selebar ukuran pisau ditambah dengan jarak antara kedua alurnya.kemudian buatlah alur sesuai dengan ukuran yang diinginkan.Begitu seterusnya hingga pembuatan alur yang terakhir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan.
  1. Lebar pisau.Lebar pisau 5.2 mm saya pilih untuk memudahkan dalam proses hitung.Lebar pisau ini mempunyai sifat opsional,terserah pada operatornya.Jika memang ada tentu akan lebih bagus jika menggunakan lebar pisau 5.5 mm.Lebar pisau 5 mm lebih ini saya maksudkan untuk memudahkan pada pembuatan alur dengan lebar 10 mm.Jika menggunakan lebar pisau hanya 5 mm atau bahkan kurang,biasanya untuk proses pelebaran akan sedikit repot menghitungnya.Jika dipaksakan melebarkan dengan jarak 5 mm,biasanya benda kerja tidak akan habis tersayat.Akan ada sisa pada proses pelebaran alur.Jika kurang dari 5 mm,sudah tentu akan menambah langkah pelebaran alurnya ,karena tidak bisa dua kali proses pelebaran alur.
  2. Menghitung lebar pisau.Nilai ini harus diingat-ingat untuk prose membuat alur dalam.Jika nilai ini lupa maka sudah pasti hasilnya akan salah.Oleh karena itu ingat-ingatlah untuk menggeser / menghitung lebar pisau sebelum menggeser pisau untuk jarak antara alur satu dengan lainnya.
  3. Gunakan selalu cairan pendingin atau pelumas.
  4. Untuk lubang kecil biasanya tatal akan sulit untuk keluar.Oleh karena itu pisau perlu di tarik kelur jauh dari benda kerja untuk membuang tatalnya.Pada keadaan seperti ini,perhatikanlah posisi angka pada eretan bawah sebelum menarik keluar pisau.Kalau perlu putar parameternya dan ganti dengan posisi / angka nol.Hal ini akan digunakan sebagai tanda ketika pisau akan kembali masuk untuk proses selanjutnya.
  5. Jangan memakskan pisu yang sudah tumpul,biasanya berakibat psau menjadi patah.
Tips ringan dan semoga bermanfaat.Cara-cara ini merupakan cara ala TUKANG BUBUT amatiran.bisa jadi akan berbeda dengan operator lainnya.Oleh karena itu cara ini bisa saja di terima bisa saja di tolak.Salam TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :

Tuesday 20 September 2016

CARA MEMBUBUT ALUR LUAR / MEMBUAT PISTON HIDROLIK




Pekerjaan membubut alur pada sebuah bengkel bubut terutama yang memproduksi hidrolik , merupakan salah satu pekerjaan yang penting dan sering sekali dilakukan.Proses bubut ini sering digunakan ketika membuat sebuah piston ataupun bagian-bagian lain dari hidrolik yang akan dipasang sebuah o-ring / seal.Pisau / pahat yang digunakan tentu saja adalah pisau alur luar atau biasa juga disebut dengan pisau potong.Sisi paling tajam dari pisau ini berada dibagian depan bukan di samping , oleh karena itu pisau ini hanya mempunyai arah pemakanan ke depan / maju ke arah senter benda kerja.Dalam memasang pisau ini bagian depan pisau harus benar-benar rata terhadap diameter benda kerja supaya hasilnya bisa lurus dan rata.Pemasangan pisau yang tidak benar ( miring ) akan berakibat terhadap hasil bubutan yang tidak rata dan lurus serta ada kemungkinan pisau patah.Untuk ketinggiannya sebenarnya settingan terbaik adalah setinggi senter benda kerja,akan tetapi TUKANG BUBUT amatiran lebih suka memasang pisau dengan ketinggian sedikit di atas senter benda kerja.Yang saya rasakan adalah pisau terasa ringan ketika di dorong dengan eretan lintang.Apalagi jika membubut alur pada material bronze atau kuningan,saya sangat sarankan untuk memasang pisau di atas senter benda kerja.Jarak ketinggian pisau terhadap senter ini tidak ada ukuran yang pasti,selama ketika proses membubut pisau masih bisa menyayat benda kerja maka ketinggian pisau ini bisa dikatakan benar.Batasannya adalah jika pisau sudah tidak bisa menyayat benda kerja dan pisau terasa berat , seperti mentok / tertahan.Jika sudah seperti ini berarti pisau ini terlalu tinggi dan harus direndahkan

MEMBUBUT ALUR LUAR / PRAKTEK MEMBUAT PISTON HIDROLIK

Bahan praktek untuk proses membubut alu luar ini adalah sebuah piston hidrolik.Seperti yang terlihat pada gambar di atas,piston hidrolik ini terdiri dari 3 buah alur luar.Satu untuk wear ring dan dua untuk piston seal.Langkah-langkah untuk membuat piston hidrolik ini antara lain :
  1. Periksa bahan mentah dan pastikan bahwa bahan sesuai dengan keperluan,yaitu lebih besar dari diameter 124 mm dan lebih tebal dari 55 mm.
  2. Pasang benda pada ragum.Jika memungkinkan pasanglah benda kerja sepanjang lebih dari 50 mm dari rahang ragum.Hal ini dilakukan supaya alur bisa di bubut sekaligus dalam satu langkah kerja.
  3. Tentukan putaran ragum pada putaran sedang,karena proses ini akan diawali dengan pengeboran.Borlah benda kerja sesuai dengan ketentuan yaitu di bawah diameter 56 mm.Saya sendiri biasanya menggunakan bor 54 atau 55 mm.
  4. Lakukan bubut facing / permukaan dengan kedalaman 0.5 mm atau cukup asal rata saja.
  5. Lakukan bubut rata memanjang hingga menjadi ukuran diameter 124 panjang lebih dari 50 mm.
  6. Tentukan pisau alur.Misalnya kita gunakan pisau dengan lebar 5mm.Pasang pisau alur , dorong pisau dengan menggunakan eretan lintang hingga pisau menyentuh permukaan diameter benda kerja.Pada posisi seperti ini posisikan angka eretan lintang pada angka nol.
  7. Tarik keluar pisau kemudian nyalakan mesin pada putaran sedang.
  8. Posisikan pisau dengan perkiraan jaraknya sekitar 6 mm dari pinggir benda kerja.Dorong pisau dengan eretan lintang hingga menyayat benda kerja sedalam 2 mm.
  9. Matikan mesin kemudian ukur hasil bubutan sementara ini.Pastikan bahwa jarak alurnya adalah 5 mm dari pinggir benda kerja.Jika masih lebih dari 5 mm, guanakan eretan atas untuk menggeser pisau hingga didapat ukuran yang sesuai yaitu 5 mm dari pinggir benda kerja.
  10. Kembali lakukan pendalaman alur hingga sedalam 11. 8 mm,sisakan 0.2 mm untuk finishing.
  11. Tarik keluar pisau dan geser sejauh 4 mm ke arah kiri untuk melebarkan alur.Proses menggeser pisau ini bisa dilakukan dengan eretan atas ataupun eretan bawah.
  12. Kembali lakukan pendalaman alur sedalam 11.8 mm.
  13. Matikan mesin.Ukur lebar alur untuk menentukan pelebaran alur untuk yang terakhir kalinya.
  14. Lebarkan alur sesuai dengan hasil pengukuran tadi.Lakukan pendalaman alur hingga sedalam 12 mm kemudian geser ke kanan dengan eretan atas atau bawah hingga akhir alur.
  15. Tarik keluar pisau dengan eretan lintang.Matikan mesin, ukur diameter dan lebar alur yang telah di buat.Pastikan ukurannya sesuai dengan yang diinginkan yaiutu diameter 112 lebar 12 mm.Jika masih kurang , kembali lakukan proses pembubutan hingga diperoleh ukuran yang sesuai.
  16. Sampai disini berarti alur yang pertama sudah berhasil di buat.
Pembuatan alur ke dua dan ketiga.
  1. Posisikan pisau dengan perkiraan pisau berada di jarak lebih dari 3 mm dari alur yang pertama.
  2. Nyalakan mesin,dorong pisau hingga sedalam 4 mm.
  3. Tarik keluar pisau dan lakukan pengukuran terhadap hasil alur ini.Pastikan jaraknya 3 mm dari alur yang pertama.Jika masih lebih besar , geser pisau dengan eretan atas hingga diperoleh jarak 3 mm dari alur yang pertama.
  4. Lakukan pelebaran alur ke arah kiri hingga diperoleh lebar alur 15 mm.
  5. Sepeti pada pembuatan alur yang pertama,lakukan pendalaman alur sedalam 4.1 mm pada langkah terakhir kemudian geser ke kanan hingga akhir alur.
  6. Matikan mesin dan lakukan pengukuran.Pastikan hasilnya adalah lebar alur 15 mm diameter 124-0.1 mm.
  7. Dengan cara yang sama , buatlah alur yang ketiga hingga diperoleh ukuran lebar alur 12 mm diameter 112 mm.
  8. Gunakan pisau drat luar untuk membubut chamfer pada setiap sudut / pinggir alur benda kerja supaya tidak tajam.
Silahkan dibaca juga :
  1. Cara membubut
  2. Pisau alur luar
Semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Sunday 18 September 2016

CARA MEMBUAT SEGI ENAM DARI LINGKARAN


Langsung saja,kali ini saya akan bagikan tips ringan untuk membuat segi enam dari sebuah lingkaran ala TUKANG BUBUT amatiran.Mengapa saya katakan ala TUKANG BUBUT amatiran ? karena bisa saja cara ini akan berbeda dengan cara-cara yang digunakan oleh orang lain.Oleh karena itu jika nantinya ada yang tidak suka maka itu saya serahkan kepada masing-masing orang.

Sebagai contoh akan kita buat sebuah segi enam dengan ukuran 24.Segi enam ini biasa digunakan untuk mur standar baut M 16 x 2.Jika di ukur sisi segi enamnya maka akan di dapat ukuran 24 mm,dan jika di ukur diagonalnya maka akan di dapat ukuran sekitar 27.7.Oleh karena itu sebelum membuat segi enamnya buatlah terlebih dahulu benda mentahnya berupa lingkaran dengan diameter 26.5.Jangan dibuat sama dengan ukuran diagonal segi enamnya.Alasannya adalah jika dibuat sama dengan ukuran diagonalnya maka hasil akhir setelah di buat segi enamnya ujung setiap diagonalnya akan menjadi runcing / tajam.Akan berbeda jika dibuat lebih kecil dari diagonal segi enamnya.ujung setiap diagonalnya akan menjadi lebih rapi karena sudah dichamfer secara otomatis dengan mesin bubut.


CARA MEMBUAT SEGI ENAM DENGAN MESIN MILLING


Mesin yang digunakan untuk membuat segi enam yang saya maksud adalah mesin milling / mesin bor.Alat terpenting yang diperlukan adalah pahat , sketmat dan mur berbentuk segi enam.Mur segi enam ini akan kita gunakan sebagai alat bantu penyetelan benda kerja.

Langkah pertama sebelum melakukan proses perataan / milling benda kerja adalah menghitung berapa milimeter benda akan kita ratakan pada setiap sisinya.Cara hitungnya adalah diameter lingkaran (benda kerja mentah ) dikurangi 24 ( ukuran segi enam yang akan di buat ) di bagi 2.Jika melihat ukuran yang akan kita buat maka hitungannya adalah 26.5 - 24 = 2.5 / 2 = 1.25.Jadi setiap sisi akan di ratakan sebanyak 1,25 mm.

Untuk memulai meratakan benda kerja , pasanglah benda kerja pada ragum dan ratakan bagian atasnya.Setelah itu lepas benda kerja dan balik posisinya sehingga bagian yang diratakan tadi berada di bawah dan  rata dengan permukaan bawah ragum.Ikat dengan kuat dan ratakan bagian atasnya seperti pada proses yang pertama.Sekarang lingkaran ini sudah diratakan pada kedua sisinya dengan ukuran 24 mm.

Untuk meratakan empat sisi yang lain maka ambillah mur yang tadi sudah di siapkan.Mur ini akan kita gunakan sebagai alat bantu untuk setting benda kerja.Caranya letakkan mur ini pada bed mesin bor dengan posisi sisi ratanya menapak di bawah.Dekatkan benda kerja dan tempelkan salah satu sisi yang tadi sudah diratakan pada sisi miring mur ini.Pastikan bahwa kedua sisi dari benda ini benar-benar menempel dengan rata satu sama lain,perhatikan gambar diatas.Sebagai gambaran , bagian atas yang diarsir merupakan bagian yang akan diratakan,sehingga dengan sendirinya akan menghasilkan satu sisi yang akan membentuk sebuah segi enam,karena sisi ini sejajar dengan mur yang digunakan sebagai alat bantu setting.Jika mengikuti cara ini dan mur tidak sampai pada benda kerja yang akan diikat diragum maka caranya adalah berikan ganjal secukupnya hingga bisa mencapai benda kerja.Syaratnya adalah sisi dari mur alat bantu ini harus sejajar dengan meja mesin bor . oleh karena itu ganjal ini harus merupakan bidang yang rata supaya sisi mur tetap sejajar dengan meja mesin bor.

Ratakan benda kerja dengan ukuran yang sama seperti pada langkah pertama.Dengan demikian maka sudah terbentuk 3 buah sisi segi enam yang sama.Untuk membuat sisi yang ke empat maka baliklah benda kerja sehingga sisi yang ke tiga berada dibawah sama seperti pada proses yang pertama.Ratakan kembali sehingga terbentuk empat buah sisi yang sama.Dengan cara yang sama untuk setting sisi yang ketiga , settinglah benda kerja dengan menggunakan mur alat bantu tadi sehingga benda kerja siap untuk diratakan sisi kelimanya.Terakhir,baliklah benda kerja sehingga sisi yang ke lima berada dibawah.Ratakan untuk sisi yang ke enam atau yang terakhir.Sapai disini berati anda sudah berhasil membuat segi enam dari sebuah lingkaran dan setiap diagonalnya sudah terbentuk chamfer dengan sendirinya.

Kuncinya adalah bagian sisi dari mur alat bantu harus sejajar dengan meja mesin dan sisi miring dari mur ini juga harus menempel rata dengan sisi dari benda kerja.Tips ringan semoga bermanfaat.TUKANG BUBUT amatiran.

Saturday 17 September 2016

PISAU DRAT PATAH KETIKA MEMBUAT DRAT

Salah satu masalah yang sering terjadi ketika membuat drat dengan mesin bubut adalah pisau drat patah pada saat proses mengedrat.Masalah ini bisa terjadi karena beberapa hal diantaranya :
  1. Kualitas pisau yang tidak sebanding dengan kekerasan benda kerja.
  2. Tindakan memaksa menggunakan pisau yang sudah tumpul.
  3. Bentuk asahan pisau yang terlalu runcing jika dilihat dari samping.Hal ini mengakibatkan pisau bagian bawah menjadi tipis dan terlalu runcing.Sehingga mengakibatkan tumpuan yang lebih kecil dan mudah patah.
  4. Bentuk asahan pisau yang terlalu datar atau cenderung tinggi bagian belakang daripada bagian depan , pisau terlalu nunduk ( ini istilah yang saya gunakan ).Hal ini biasanya mengakibatkan gram / tatal menumpuk di pisau.
  5. Pemasangan pisau yang terlalu rendah terhadap senter benda kerja untuk drat luar atau terlalu tinggi untuk drat dalam.
  6. Menggunakan pelumas yang tidak bagus ketika mengedrat.
  7. Pemanbahan pemakanan yang terlalu banyak.
  8. Pisau menabrak pada bagian lain yang tidak seharusnya di drat.

 

CARA MENGATASI DAN SETTING ULANG PISAU DRAT YANG PATAH 


Pisau drat yang patah sudah pasti akan meninggalkan sisa patahan pisau di benda kerja yang di drat.Hal ini akan menjadi masalah karena sisa patahan pisau ini sifatnya sangat keras.Jika langsung dilanjutkan begitu saja proses membuat dratnya maka biasanya akan menyebabkan pisau drat kembali patah.Oleh karena itu sisa patahan pisau ini harus di hilangkan terlebih dahulu sebelum kembali mengedrat.

Untuk drat luar gergaji tangan merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk membuang sisa patahan pisau.Gergajilah pada bagian yang terdapat patahan pisau dan pastikan patahan tersebut sudah hilang.Atau juga bisa menggunakan drip ( besi keras yang di buat runcing ) untuk membuangnya.Gunakan drip ini untuk membuang patahan drat tersebut dengan mengarahkan ujungnya pada sisa patahan pisau kemudian memukul drip dengan palu.Pastikan sisa patahan tersebut benar-benar hilang.Jika kedalaman drat belum dalam masih ada cara lain untuk membuang patahan pisau ini,cara ini paling enak digunakan jika sedang membuat drat dalam.Caranya adalah dengan memaksa menggunakan pisau drat yang patah ini untuk mengedrat.Lakukan cara ini hingga patahan pisau benar-benar hilang.Perhatikan dengan seksama bentuk dratnya dan pastikan bahwa hasilnya akan tetap bagus setelah prose membuang sisa patahan pisau dengan cara ini.

Langkah selanjutnya setelah sisa patahan pisau berhasil di buang adalah mengasah pisau.Asahlah pisau dengan benar supaya hasilnya bagus.Jangan melepas handel drat yang ada di eretan bawah ketika melepas pisau.Sebenarnya ini adalah langkah aman terhadap jalur drat tetapi jika handel mesin sudah agak longgar,biasanya handel suka turun sediri,maka handel drat ini bisa dilepas sebagai langkah aman.Setelah di asah pasang kembali pisau pada rumah pisau,tentukan ketinggiannya karena setelah pisau patah biasanya ketinggian pisau akan berubah.

Untuk melakukan proses mengedrat selanjutnya maka tidak disarankan untuk langsung mengedrat begitu saja.Biasanya setelah pisau dilepas apalagi handel drat juga di lepas,jalur pisau akan bergeser.Jika langsung mengedrat tanpa setting ulang pisau maka hasil ulirnya juga akan bergeser dan membuat drat semakin bertambah rusak.Untuk melakukan setting ulang pisau maka nyalakanlah mesin sehingga pisau berjalan sama seperti proses mengedrat.Jika sedang membuat drat kanan maka pastikan pisau sudah berjalan ke arah kiri,dan jangan setting ulang pisau ketika pisau berjalan kearah sebaliknya meskipun hanya bergeser sedikit saja.Pastikan bahwa pisau benar-benar bergeser ke arah kiri.

Matikan mesin dan pastikan bahwa pada saat berhenti pisau benar-benar dalam langkah geser ke kiri.Carilah alur ulir yang bagus dan dekatkan pisau  pada bagian ini.Masukkan pisau pada alur drat dengan menggesernya menggunakan eretan atas.Pastikan ujung pisau drat masuk pada alur drat dengan tepat,dan inilah kunci dari setting ulang pisau drat yang patah.Pada saat pisau berada di alur drat dan dalam keadaan mentok, posisikan parameter / angka pada eretan lintang pada angka nol.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang dan proses mengedrat bisa dilanjutkan kembali.

Kunci dari setting ulang pisau drat adalah posisi pisau harus berada pada saat langkah mengedrat bukan pada saat langkah balik setelah mengedrat.Semoga bermanfaat dan salam TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :
  1. Cara membuat drat dengan mesin bubut 
  2. Cara membuat as drat kotak