Thursday 29 September 2016

CARA MEMBUAT DRAT DALAM DENGAN MESIN BUBUT



praktek membuat drat dalam dengan mesin bubut ,membubut tabung hidrolik


Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan seorang tukang bubut adalah membuat drat dalam / mur.Drat dalam ini merupakan sebuah drat yang dirancang sebagai pasangan dari sebuah drat luar / baut,oleh karena itu cara memberi ukuran untuk drat dalam ini juga mengikuti ukuran bautnya.Oleh TUKANG BUBUT amatiran,biasanya drat dalam ini dikerjakan dalam membubut sebuah tabung hidrolik,dimana tabung hidrolik ini mempunyai pasangan pula yaitu berupa cover hidrolik.Pada kesempatan kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan membahaas tentang membuat drat dalam dengan mesin bubut dan yang dijadikan sebagai bahan praktek adalah sebuah tabung hidrolik dengan ukuran 80 x 95.Tabung ini akan di buat drat dengan ukuran M 85 x 2 panjang 35 , sesuai gambar diatas.

PRAKTEK MEMBUAT DRAT DALAM DENGAN MESIN BUBUT


Seperti biasa , sebelum melakukan sebuah pekerjaan permesinan sangat saya sarankan untuk memeriksa bahan mentah,dalam hal ini pastikanlah bahwa tabung sudah sesuai ukurannya dengan gambar yaitu tabung diameter 80 dengan diameter luar 95,serta lakukan pengecekan terhadap panjangnya.

Pasang benda kerja pada ragum dan lakukan penyetelan dengan benar.Tidak seperti biasanya,untuk menyetting sebuah tabung bagian yang harus di setting adalah bagian diameter dalamnya.Oleh karena itu settinglah tabung ini pada diameter dalamnya dan pastikan hasilnya bagus.Untuk hasil terbaik dalam setting tabung hidrolik saya sarankan untuk menggunakan dial indikator karena mempunyai tingkat akurasi yang tinggi.

Setelah benda kerja benar - benar siap di bubut langkah selanjutnya adalah meratakan ujung tabungnya,atau biasa disebut dengan bubut facing,rata permukaan.Untuk pekerjaan ini ada 2 pilihan metode,bisa menggunakan langkah otomatis eretan lintang atau bisa juga dengan menggunakan eretan bawah.Sebenarnya bisa juga menggunakan eretan atas,namun pada dasarnya mempunyai prinsip yang sama dengan eretan bawah.Pada proses bubut facing ini saya sarankan untuk menchamfer juga pada ujung luar tabungnya supaya tidak tajam.Proses chamfer ini bisa dlakukan dengan memiringkan pisau kanan atau bisa juga dengan langkah kombinasi antara eretan lintang dan atas secara bersamaan.

Setelah selesai proses bubut facing maka persiapkanlah sebuah pisau bubut rata dalam kemudian pasang pada rumah pisau dengan ketinggian di atas senter benda kerja.Kemudian aturlah eretan atas untuk sudut 30 derajat,hal ini sebagai persiapan untuk proses chamfer pada langkah akhir bubut rata dalam.Posisikan pisau dalam sejajar dengan eretan bawah,meskipun posisi eretan atas berada pada sudut 30 derajat.Tempelkan pisau dalam pada ujung tabung,pada keadaan ini posisikan parameter eretan bawah pada angka nol.Tarik keluar pisau ke arah kanan dengan menggunakan eretan bawah,nyalakan mesin dan dekatkan pisau pada diameter dalam benda kerja hingga sedikit menyayatnya.Tarik keluar pisau ke kanan dengan menggunakan eretan bawah.Posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.5 mm kemudian jalankan eretan bawah secara otomatis hingga benda kerja tersayat sepanjang 2 mm.Tarik keluar pisau dengan eretan bawah jauh menjauhi benda kerja.Geser pisau agak jauh dari benda kerja karena akan digunakan untuk mengukur.Ukurlah hasil sayatan tadi.Hal ini digunakan untuk memastikan bahwa hasilnya akan tepat.Pastikan ukurannya kemudian tambahkan kedalaman pemakanan hingga hasilnya nanti menjadi diameter 83 mm.Nyalakan mesin dan jalankan bubut rata otomatis.Berhentikan eretan bawah setelah sampai pada angka 35 dengan menarik handelnya,kemudian gunakan eretan atas untuk membubut tirusnya / chamfer dengan memutar  handelnya searah jarum jam.Tarik keluar pisau dari benda kerja kemudian lakukan pula bubut chamfer sedalam 2 mm pada ujung awal diameter 83 mm sebagai chamfer awal drat.

Proses selanjutnya adalah membuat alur dalam.alur ini berfungsi sebagai langkah bebas pisau saat membuat drat.Persiapkan pisau alur dalam dengan lebar 3 sampai 5 mm,opsional,saran saya gunakanlah lebar pisau 5 mm,jika masih proses belajar membuat drat dalam.Pemasangan pisau ini bisa ditempatkan pada tempat pisau dalam yang tadi digunakan atau pada tempat lainnya,saran saya letakkan pisau ini pada tempat yang lain.Setelah terpasang dengan benar.tempelkan pisau pada ujung benda kerja / facing , kemudian posisikan parameter eretan bawah pada angka nol.Tarik keluar pisau sejauh 1 mm dengan bawah dan eretan lintang.Putar mesin denga putaran sedang atau pelan.Dorong pisau dengan eretan bawah sejauh 35 mm kemudian lakukan pembubutan alur dalam sedalam 3 mm.Gunakan pisau ini untuk menchamfer ujung akhir diameter 83.Chamfer ini berfungsi untuk keamanan pisau derat,Jika tidak di chamfer biasanya pisau drat patah pada akhir langkah drat,yaitu pada ujung akhir diameter 83 yang tidak di chamfer.

Tarik keluar pisau dan lepas untuk persiapan membuat drat.Pasang pisau drat dalam dengan jarak 50 mm dari rumah pisau.Jarak ini sifatnya opsional,bebas terserah tukang bubutnya.Atur rpm mesin pada putaran rendah sekitar 150 sampai 200.Atur pula handel-handel eretan untuk membuat drat dengan jarak gang 2 mm.Putar mesin kemudian tempelkan pisau pada diameter 83 mm hingga sedikit menyayat.Pada keadaan ini posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.Tarik keluar pisau dengan eretan bawah,tanpa menarik keluar pisau dengan eretan lintang.Putar mesin dengan putaran kiri dengan menekan handelnya ke bawah,kemudian tekan handel untuk drat yang ada pada eretan bawah.Berikan kedalaman pemakanan sedalam 0.5 mm kemudian tarik handel ke atas hingga mesin berputar arah kanan.Pisau pun berjalan ke kiri dan memulai proses mengedrat.Pada proses mengedrat,usahan untuk selalu memposisikan tangan kiri pada handel eretan lintang dan tangan kanan pada handel rpm ragum.Perhatikan jalannya pisau,setelah sampai pada alur dalam ( alur langkah bebas pisau yang ada pada ujung diameter 83 ),putar ke kanan eretan lintang ke arah kiri sehingga pisau bergerak menjauhi benda kerja.Setelah ganti putaran ragum menjadi putaran sebaliknya ( kiri ) dengan menekan handelnya ke bawah sehingga pisau berjalan ke kanan dan keluar dari benda kerja.Matikan mesin kemudian lakukan pengecekan drat dengan menggunakan mal drat.Jika sudah benar kembali berikan kedalaman pemakanan sebanyak 0.3 mm dan mulailah proses pembubutan drat untuk yang kedua kalinya.Begitu seterusnya hingga didapatkan kedalaman drat yang diinginkan,yaitu sampai baut / pasangan drat dalam ini ( cover hidrolik ) masuk dratnya.

Permasalahan yang sering terjadi bagi seorang pemula dalam membuat drat adalah menentukan kedalaman pemakanan untuk langkah kedua dan selanjutnya.Antara terlalu banyak atau justru kurang satu putaran eretan lintangnya.Sehingga ketika mesin dijalankan pisau belum menyentuh benda kerja karena jarak pisau masih terlalu jauh.Untuk mengatasi masalah ini perhatikanlah posisi pisau ketika arah balik setelah proses mengedrat.Dekatkan pisau sedekat mungkin terhadap dratnya tapi jangan sampai menyentuhnya.Jika sampai menyentuh benda kerja , sudah dapat dipastikan bahwa pisau akan patah.Perhatikan pula tatalnya,biasanya tatal ini juga bisa menjadi penyebab pisau drat patah.Perkirakanlah jarak pisau ini sekitar 1 mm dari dratnya,jika ini yang dilakukan maka untuk kedalaman selanjutnya adalah beberapa angka setelahnya.Sebagai contoh untuk masalah ini adalah misalnya eretan mesin bubut mempunyai parameter angka 0 sampai 9.Ketika proses drat pertama parameter ini di angka 0 , maka pada saat balik arah letakkan pisau sedekat mungkin dengan dratnya dan posisikan parameter di angka 1.Untuk langkah selanjutnya langsung posisikan parameter eretan lintang pada angka 9.2 untuk penambahan kedalaman sebanyak 0,3 mm.Penambahan 0.3 ini tidak perlu untuk memutar eretan lintang satu putaran tapi langsung posisikan pada angka setelahnya.Ingat,kuncinya adalah letakkan pisau sedekatm mungkin terhadap benda kerja sekitar 1 mm pada saat arah balik.

CARA TUKANG BUBUT amatiran DALAM MEMBUAT DRAT DALAM.

Cara ini merupakan cara yang dilakukan oleh TUKANG BUBUT amatiran,dan ini merupakan cara yang tidak sesuai dengan standar mengedrat pada umumnya.Oleh karena itu cara ini mungkin saja tidak baik untuk di contoh.Jika sampai mengikuti cara ini kemudian terjadi hal-hal negatif maka saya tidak bertanggung jawab.

Untuk membubut sebuah tabung hidrolik seperti ini biasanya posisi eretan atas tidak di buat miring tetapi saya biarkan untuk lurus sejajar dengan eretan bawah.Untuk pisau dalamnya saya rancang supaya tatal bergerak ke arah belakang ( arah ke kiri menjauhi gagang pisau dalam ).Pada proses membubut dalam pun ada sedikit perbedaan dengan cara diatas.Pada saat proses membubut dalam dan angka pada eretan bawah sudah sampai pada angka 35 maka pada saat seperti ini eretan lintang langsung saya putar ke kanan secara perlahan sehingga pisau bergerak menjauh.Proses ini saya lakukan untuk membuat chamfer.Setelah selesai proses chamfer ini maka langkah otomatis eretan bawah saya matikan,pisau saya letakkan pada angka 30 eretan bawah kemudian saya tempelkan pada benda kerja.Otomatis kembali saya jalankan bersama dengan ini eretan lintang saya putar ke kiri sehingga pisau menyayat benda kerja secara perlahan.Setelah sampai kedalaman 3 mm eretan lintang saya biarkan dan eretan bawah terus berjalan.Setelah sampai pada angka 35 barulah eretan bawah saya matika jalan otomatisnya dan pisau saya tarik keluar.Langkah ini saya lakukan untuk membuat chamfer pada akhir langkah drat dan untuk membuat alur bebas drat.

Diameter dalam untuk membuat drat juga tidak sama dengan standar pada umumnya.Untuk ukuran 2 gang biasanya diameter dalamnya saya kurangi 2.5 mm dari ukuran bautnya.Jika melihat ukuran drat di atas maka diameter dalamnya saya buat menjadi 83.5 mm.Langkah ini saya ambil untuk mempercepat proses membuat drat terutama tabung hidrolik supaya cepat selesai.Tips ringan,semoga bermanfaat.

TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :

  1. Pisau bubut dalam
  2. Pisau drat dalam
  3. Membaca kode drat
  4. Pelumas untuk membuat drat






Saturday 24 September 2016

CARA MEMBUBUT ALUR DALAM / PRAKTEK MEMBUAT COVER HIDROLIK





COVER HIDROLIK.Merupakan bagian dari hidrolik yang berfungsi untuk meletakkan seal-seal / perangkat anti kebocoran,baik pada as ataupun pada tabung hidrolik.Cover hidrolik sendiri ada bernacam-macam,ada tipe baut,snap ring atau tipe drat seperti yang nampak pada gambar di atas.Dari ketiga tipe cover tersebut ada satu kesamaan yaitu sebagai tempat seal-seal.Oleh karena itu dibagian dalam cover hidrolik ini pasti terdapat groove atau alur-alur yang berfungsi sebagai rumah seal.

Pada kesempatan kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan mencoba mengulas tentang cara membuat groove / rumah seal hidrolik.Meskipun pada dasarnya sebuah cover hidrolik ini bisa juga digunakan sebagai bahan untuk latihan membuat alur luar,drat luar,membubut rata bertingkat,membubut tirus dan sebagainya.Namun kali ini akan kita fokuskan pada pembuatan groove / alur dalam.

CARA MEMBUBUT ALUR DALAM DENGAN MESIN BUBUT

Perlu diketahui bahwa mesin yang saya gunakan untuk membuat cover hidrolik ini merupakan mesin yang cukup besar.Panjang mesin 1500 dengan ukuran ragum sebesar 16 inchi.Alat yang diperlukan untuk membubut alur dalam antara lain ;
  1. Mata bor,biasanya mata bor yang saya gunakan adalah mata bor diameter 25 dan 45 mm.
  2. Pisau bubut dalam.
  3. Pisau alur dalam.Jika melihat gambar diatas maka saya sarankan untuk mempersiapkan sebuah pisau alur dalam dengan lebar 5.2mm.
  4. Sketmat / jangka sorong
  5. Peralatan kelengkapan membubut lainnya
Langkah pertama tentu adalah pengecekan bahan mentah.Hal ini sangat saya tekankan dalam setiap pekerjaan apapun,mengingat resikonya adalah buat operator itu sendiri.Langkah selanjutnya adalah memasang benda kerja,mengebor dan membubut diameter dalam hingga menjadi ukuran 51 mm.Proses ini akan kita bahas selanjutnya.Untuk kali ini akan kita fokuskan pada pembuatan alur dalam.

Langkah membubut alur dalam.
  1. Pasanglah pisau alur dengan ketinggian diatas senter benda kerja.Pasang dengan benar,jangan sampai miring karena akan mempengaruhi hasilnya.Dan juga biasanya akan berbunyi menderit jika pisau alur ini tidak lurus terhadap benda kerja.
  2. Posisikan pisau pada permukaan benda kerja ( facing ).Pada keadaan seperti ini posisikan parameter eretan bawah dan atas pada angka nol.
  3. Tarik keluar pisau dengan eretan bawah sejauh 1 mm atau lebih.Jangan terlalu jauh karena hanya digunakan sementara.
  4. Kembali geser pisau dengan eretan bawah sejauh 5 mm ke arah lubang benda kerja ( pisau masuk ke dalam lubang ).Tambahkan geser pisau dengan eretan atas sejauh 0.2 mm.Nilai 5 + 0.2 ini merupakan nilai dari lebar pisau yang digunakan.
  5. Geser kembali pisau denga eretan bawah sejauh 5 mm.Nilai ini merupakan nilai jarak alur pertama dari pinggir benda kerja.
  6. Tempelka pisau pada bagian yang akan di buat alur.Pada keadaan ini,posisikan parameter eretan lintang pada angka nol.
  7. Dorong sedikit keluar pisau dengan memutar eretan lintang searah jarum jam,kira-kira sejauh 1 mm.
  8. Putar mesin pada putaran sedang.
  9. Dorong pisau dengan eretan lintang hingga menyayat benda kerja dan terbentuklah sebuah alur.
  10. Pada proses membuat alur ini usahakan untuk berhenti memutar eretan lintang setiap 1 mm ( opsional ).Hal ini berfungsi untuk memutus tatal supaya tidak terjadi selip pada alur yang telah di buat.
  11. Berikan kedalaman alur untuk alur yang pertama ini sedalam 4 mm.Sisakan 0.1 mm untuk finishing.
  12. Tarik keluar pisau dengan eretan lintang hingga pisau bebas dari diameter dalam benda kerja
  13. Lebarkan alur sesuai dengan gambar yaitu sejauh 4.8 mm ( 10 - 5.2 ) dengan menggunakan eretan bawah sejauh 4mm kemudian ditambah dengan eretan atas sebanyak 0.8 mm.Cara penambahan ini sifatnya opsional,tergantung tukang bubutnya.
  14. Kembali lakukan pembubutan alur hingga kedalaman 4,1 mm kemudian geser kekanan pisau dengan menggunakan eretan bawah sampai mentok dan kembali geser kekiri sampai mentok juga sebagai proses finishing.Setelah itu tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang hingga pisau terbebas dari diameter dalam benda kerja.Sampai di sisni berarti kita sudah berhasil membuat alur yang pertama.
  15. Selanjutnya adalah proses membuat alur yang kedua.Caranya geserlah pisau dengan eretan bawah sejauh 5 mm ditambah 0.2 dengan eretan atas.Seperti yang tadi saya katakan,nilai ini merupakan nilai dari lebar pisau.
  16. Setelah itu geser kembali pisau denga eretan bawah sejauh 9 mm ditambah 0.5 mm dengan eretan atas.Nilai ini merupakan nilai dari jarak antara alur perama dengan alur kedua.Cara ini juga sifatnya opsional,bisa saja seorang tukang bubut langsung menggeser pisau dengan menjumlahkan kedua nilai yaitu jarak alur pertama dan kedua dengan lebar pisau ( 9.5 + 5.2 ).
  17. Kembali lakukan pembubutan alur dan untuk alur yang kedua ini dalamnya adalah 9 mm.Sisakan 0.1 mm untuk proses finishing dan berhentilah sejenak setiap pendalaman 1 mm.
  18. Lakukan pelebaran alur dengan menggeser pisau sejauh 1.8 mm.
  19. Lakukan pendalaman alur hingga pada kedalaman 9 mm kemudian geser kanan kiri sampai mentok seperti pada proses finishing pada pembubutan alur yang pertama.
  20. Untuk pembuatan alur yang ketiga caranya adalah sama dengan pembuatan alur yang kedua.Geserlah dahulu pisau selebar ukuran pisau ditambah dengan jarak antara kedua alurnya.kemudian buatlah alur sesuai dengan ukuran yang diinginkan.Begitu seterusnya hingga pembuatan alur yang terakhir.
Hal-hal yang perlu diperhatikan.
  1. Lebar pisau.Lebar pisau 5.2 mm saya pilih untuk memudahkan dalam proses hitung.Lebar pisau ini mempunyai sifat opsional,terserah pada operatornya.Jika memang ada tentu akan lebih bagus jika menggunakan lebar pisau 5.5 mm.Lebar pisau 5 mm lebih ini saya maksudkan untuk memudahkan pada pembuatan alur dengan lebar 10 mm.Jika menggunakan lebar pisau hanya 5 mm atau bahkan kurang,biasanya untuk proses pelebaran akan sedikit repot menghitungnya.Jika dipaksakan melebarkan dengan jarak 5 mm,biasanya benda kerja tidak akan habis tersayat.Akan ada sisa pada proses pelebaran alur.Jika kurang dari 5 mm,sudah tentu akan menambah langkah pelebaran alurnya ,karena tidak bisa dua kali proses pelebaran alur.
  2. Menghitung lebar pisau.Nilai ini harus diingat-ingat untuk prose membuat alur dalam.Jika nilai ini lupa maka sudah pasti hasilnya akan salah.Oleh karena itu ingat-ingatlah untuk menggeser / menghitung lebar pisau sebelum menggeser pisau untuk jarak antara alur satu dengan lainnya.
  3. Gunakan selalu cairan pendingin atau pelumas.
  4. Untuk lubang kecil biasanya tatal akan sulit untuk keluar.Oleh karena itu pisau perlu di tarik kelur jauh dari benda kerja untuk membuang tatalnya.Pada keadaan seperti ini,perhatikanlah posisi angka pada eretan bawah sebelum menarik keluar pisau.Kalau perlu putar parameternya dan ganti dengan posisi / angka nol.Hal ini akan digunakan sebagai tanda ketika pisau akan kembali masuk untuk proses selanjutnya.
  5. Jangan memakskan pisu yang sudah tumpul,biasanya berakibat psau menjadi patah.
Tips ringan dan semoga bermanfaat.Cara-cara ini merupakan cara ala TUKANG BUBUT amatiran.bisa jadi akan berbeda dengan operator lainnya.Oleh karena itu cara ini bisa saja di terima bisa saja di tolak.Salam TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :

Tuesday 20 September 2016

CARA MEMBUBUT ALUR LUAR / MEMBUAT PISTON HIDROLIK




Pekerjaan membubut alur pada sebuah bengkel bubut terutama yang memproduksi hidrolik , merupakan salah satu pekerjaan yang penting dan sering sekali dilakukan.Proses bubut ini sering digunakan ketika membuat sebuah piston ataupun bagian-bagian lain dari hidrolik yang akan dipasang sebuah o-ring / seal.Pisau / pahat yang digunakan tentu saja adalah pisau alur luar atau biasa juga disebut dengan pisau potong.Sisi paling tajam dari pisau ini berada dibagian depan bukan di samping , oleh karena itu pisau ini hanya mempunyai arah pemakanan ke depan / maju ke arah senter benda kerja.Dalam memasang pisau ini bagian depan pisau harus benar-benar rata terhadap diameter benda kerja supaya hasilnya bisa lurus dan rata.Pemasangan pisau yang tidak benar ( miring ) akan berakibat terhadap hasil bubutan yang tidak rata dan lurus serta ada kemungkinan pisau patah.Untuk ketinggiannya sebenarnya settingan terbaik adalah setinggi senter benda kerja,akan tetapi TUKANG BUBUT amatiran lebih suka memasang pisau dengan ketinggian sedikit di atas senter benda kerja.Yang saya rasakan adalah pisau terasa ringan ketika di dorong dengan eretan lintang.Apalagi jika membubut alur pada material bronze atau kuningan,saya sangat sarankan untuk memasang pisau di atas senter benda kerja.Jarak ketinggian pisau terhadap senter ini tidak ada ukuran yang pasti,selama ketika proses membubut pisau masih bisa menyayat benda kerja maka ketinggian pisau ini bisa dikatakan benar.Batasannya adalah jika pisau sudah tidak bisa menyayat benda kerja dan pisau terasa berat , seperti mentok / tertahan.Jika sudah seperti ini berarti pisau ini terlalu tinggi dan harus direndahkan

MEMBUBUT ALUR LUAR / PRAKTEK MEMBUAT PISTON HIDROLIK

Bahan praktek untuk proses membubut alu luar ini adalah sebuah piston hidrolik.Seperti yang terlihat pada gambar di atas,piston hidrolik ini terdiri dari 3 buah alur luar.Satu untuk wear ring dan dua untuk piston seal.Langkah-langkah untuk membuat piston hidrolik ini antara lain :
  1. Periksa bahan mentah dan pastikan bahwa bahan sesuai dengan keperluan,yaitu lebih besar dari diameter 124 mm dan lebih tebal dari 55 mm.
  2. Pasang benda pada ragum.Jika memungkinkan pasanglah benda kerja sepanjang lebih dari 50 mm dari rahang ragum.Hal ini dilakukan supaya alur bisa di bubut sekaligus dalam satu langkah kerja.
  3. Tentukan putaran ragum pada putaran sedang,karena proses ini akan diawali dengan pengeboran.Borlah benda kerja sesuai dengan ketentuan yaitu di bawah diameter 56 mm.Saya sendiri biasanya menggunakan bor 54 atau 55 mm.
  4. Lakukan bubut facing / permukaan dengan kedalaman 0.5 mm atau cukup asal rata saja.
  5. Lakukan bubut rata memanjang hingga menjadi ukuran diameter 124 panjang lebih dari 50 mm.
  6. Tentukan pisau alur.Misalnya kita gunakan pisau dengan lebar 5mm.Pasang pisau alur , dorong pisau dengan menggunakan eretan lintang hingga pisau menyentuh permukaan diameter benda kerja.Pada posisi seperti ini posisikan angka eretan lintang pada angka nol.
  7. Tarik keluar pisau kemudian nyalakan mesin pada putaran sedang.
  8. Posisikan pisau dengan perkiraan jaraknya sekitar 6 mm dari pinggir benda kerja.Dorong pisau dengan eretan lintang hingga menyayat benda kerja sedalam 2 mm.
  9. Matikan mesin kemudian ukur hasil bubutan sementara ini.Pastikan bahwa jarak alurnya adalah 5 mm dari pinggir benda kerja.Jika masih lebih dari 5 mm, guanakan eretan atas untuk menggeser pisau hingga didapat ukuran yang sesuai yaitu 5 mm dari pinggir benda kerja.
  10. Kembali lakukan pendalaman alur hingga sedalam 11. 8 mm,sisakan 0.2 mm untuk finishing.
  11. Tarik keluar pisau dan geser sejauh 4 mm ke arah kiri untuk melebarkan alur.Proses menggeser pisau ini bisa dilakukan dengan eretan atas ataupun eretan bawah.
  12. Kembali lakukan pendalaman alur sedalam 11.8 mm.
  13. Matikan mesin.Ukur lebar alur untuk menentukan pelebaran alur untuk yang terakhir kalinya.
  14. Lebarkan alur sesuai dengan hasil pengukuran tadi.Lakukan pendalaman alur hingga sedalam 12 mm kemudian geser ke kanan dengan eretan atas atau bawah hingga akhir alur.
  15. Tarik keluar pisau dengan eretan lintang.Matikan mesin, ukur diameter dan lebar alur yang telah di buat.Pastikan ukurannya sesuai dengan yang diinginkan yaiutu diameter 112 lebar 12 mm.Jika masih kurang , kembali lakukan proses pembubutan hingga diperoleh ukuran yang sesuai.
  16. Sampai disini berarti alur yang pertama sudah berhasil di buat.
Pembuatan alur ke dua dan ketiga.
  1. Posisikan pisau dengan perkiraan pisau berada di jarak lebih dari 3 mm dari alur yang pertama.
  2. Nyalakan mesin,dorong pisau hingga sedalam 4 mm.
  3. Tarik keluar pisau dan lakukan pengukuran terhadap hasil alur ini.Pastikan jaraknya 3 mm dari alur yang pertama.Jika masih lebih besar , geser pisau dengan eretan atas hingga diperoleh jarak 3 mm dari alur yang pertama.
  4. Lakukan pelebaran alur ke arah kiri hingga diperoleh lebar alur 15 mm.
  5. Sepeti pada pembuatan alur yang pertama,lakukan pendalaman alur sedalam 4.1 mm pada langkah terakhir kemudian geser ke kanan hingga akhir alur.
  6. Matikan mesin dan lakukan pengukuran.Pastikan hasilnya adalah lebar alur 15 mm diameter 124-0.1 mm.
  7. Dengan cara yang sama , buatlah alur yang ketiga hingga diperoleh ukuran lebar alur 12 mm diameter 112 mm.
  8. Gunakan pisau drat luar untuk membubut chamfer pada setiap sudut / pinggir alur benda kerja supaya tidak tajam.
Silahkan dibaca juga :
  1. Cara membubut
  2. Pisau alur luar
Semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Sunday 18 September 2016

CARA MEMBUAT SEGI ENAM DARI LINGKARAN


Langsung saja,kali ini saya akan bagikan tips ringan untuk membuat segi enam dari sebuah lingkaran ala TUKANG BUBUT amatiran.Mengapa saya katakan ala TUKANG BUBUT amatiran ? karena bisa saja cara ini akan berbeda dengan cara-cara yang digunakan oleh orang lain.Oleh karena itu jika nantinya ada yang tidak suka maka itu saya serahkan kepada masing-masing orang.

Sebagai contoh akan kita buat sebuah segi enam dengan ukuran 24.Segi enam ini biasa digunakan untuk mur standar baut M 16 x 2.Jika di ukur sisi segi enamnya maka akan di dapat ukuran 24 mm,dan jika di ukur diagonalnya maka akan di dapat ukuran sekitar 27.7.Oleh karena itu sebelum membuat segi enamnya buatlah terlebih dahulu benda mentahnya berupa lingkaran dengan diameter 26.5.Jangan dibuat sama dengan ukuran diagonal segi enamnya.Alasannya adalah jika dibuat sama dengan ukuran diagonalnya maka hasil akhir setelah di buat segi enamnya ujung setiap diagonalnya akan menjadi runcing / tajam.Akan berbeda jika dibuat lebih kecil dari diagonal segi enamnya.ujung setiap diagonalnya akan menjadi lebih rapi karena sudah dichamfer secara otomatis dengan mesin bubut.


CARA MEMBUAT SEGI ENAM DENGAN MESIN MILLING


Mesin yang digunakan untuk membuat segi enam yang saya maksud adalah mesin milling / mesin bor.Alat terpenting yang diperlukan adalah pahat , sketmat dan mur berbentuk segi enam.Mur segi enam ini akan kita gunakan sebagai alat bantu penyetelan benda kerja.

Langkah pertama sebelum melakukan proses perataan / milling benda kerja adalah menghitung berapa milimeter benda akan kita ratakan pada setiap sisinya.Cara hitungnya adalah diameter lingkaran (benda kerja mentah ) dikurangi 24 ( ukuran segi enam yang akan di buat ) di bagi 2.Jika melihat ukuran yang akan kita buat maka hitungannya adalah 26.5 - 24 = 2.5 / 2 = 1.25.Jadi setiap sisi akan di ratakan sebanyak 1,25 mm.

Untuk memulai meratakan benda kerja , pasanglah benda kerja pada ragum dan ratakan bagian atasnya.Setelah itu lepas benda kerja dan balik posisinya sehingga bagian yang diratakan tadi berada di bawah dan  rata dengan permukaan bawah ragum.Ikat dengan kuat dan ratakan bagian atasnya seperti pada proses yang pertama.Sekarang lingkaran ini sudah diratakan pada kedua sisinya dengan ukuran 24 mm.

Untuk meratakan empat sisi yang lain maka ambillah mur yang tadi sudah di siapkan.Mur ini akan kita gunakan sebagai alat bantu untuk setting benda kerja.Caranya letakkan mur ini pada bed mesin bor dengan posisi sisi ratanya menapak di bawah.Dekatkan benda kerja dan tempelkan salah satu sisi yang tadi sudah diratakan pada sisi miring mur ini.Pastikan bahwa kedua sisi dari benda ini benar-benar menempel dengan rata satu sama lain,perhatikan gambar diatas.Sebagai gambaran , bagian atas yang diarsir merupakan bagian yang akan diratakan,sehingga dengan sendirinya akan menghasilkan satu sisi yang akan membentuk sebuah segi enam,karena sisi ini sejajar dengan mur yang digunakan sebagai alat bantu setting.Jika mengikuti cara ini dan mur tidak sampai pada benda kerja yang akan diikat diragum maka caranya adalah berikan ganjal secukupnya hingga bisa mencapai benda kerja.Syaratnya adalah sisi dari mur alat bantu ini harus sejajar dengan meja mesin bor . oleh karena itu ganjal ini harus merupakan bidang yang rata supaya sisi mur tetap sejajar dengan meja mesin bor.

Ratakan benda kerja dengan ukuran yang sama seperti pada langkah pertama.Dengan demikian maka sudah terbentuk 3 buah sisi segi enam yang sama.Untuk membuat sisi yang ke empat maka baliklah benda kerja sehingga sisi yang ke tiga berada dibawah sama seperti pada proses yang pertama.Ratakan kembali sehingga terbentuk empat buah sisi yang sama.Dengan cara yang sama untuk setting sisi yang ketiga , settinglah benda kerja dengan menggunakan mur alat bantu tadi sehingga benda kerja siap untuk diratakan sisi kelimanya.Terakhir,baliklah benda kerja sehingga sisi yang ke lima berada dibawah.Ratakan untuk sisi yang ke enam atau yang terakhir.Sapai disini berati anda sudah berhasil membuat segi enam dari sebuah lingkaran dan setiap diagonalnya sudah terbentuk chamfer dengan sendirinya.

Kuncinya adalah bagian sisi dari mur alat bantu harus sejajar dengan meja mesin dan sisi miring dari mur ini juga harus menempel rata dengan sisi dari benda kerja.Tips ringan semoga bermanfaat.TUKANG BUBUT amatiran.

Saturday 17 September 2016

PISAU DRAT PATAH KETIKA MEMBUAT DRAT

Salah satu masalah yang sering terjadi ketika membuat drat dengan mesin bubut adalah pisau drat patah pada saat proses mengedrat.Masalah ini bisa terjadi karena beberapa hal diantaranya :
  1. Kualitas pisau yang tidak sebanding dengan kekerasan benda kerja.
  2. Tindakan memaksa menggunakan pisau yang sudah tumpul.
  3. Bentuk asahan pisau yang terlalu runcing jika dilihat dari samping.Hal ini mengakibatkan pisau bagian bawah menjadi tipis dan terlalu runcing.Sehingga mengakibatkan tumpuan yang lebih kecil dan mudah patah.
  4. Bentuk asahan pisau yang terlalu datar atau cenderung tinggi bagian belakang daripada bagian depan , pisau terlalu nunduk ( ini istilah yang saya gunakan ).Hal ini biasanya mengakibatkan gram / tatal menumpuk di pisau.
  5. Pemasangan pisau yang terlalu rendah terhadap senter benda kerja untuk drat luar atau terlalu tinggi untuk drat dalam.
  6. Menggunakan pelumas yang tidak bagus ketika mengedrat.
  7. Pemanbahan pemakanan yang terlalu banyak.
  8. Pisau menabrak pada bagian lain yang tidak seharusnya di drat.

 

CARA MENGATASI DAN SETTING ULANG PISAU DRAT YANG PATAH 


Pisau drat yang patah sudah pasti akan meninggalkan sisa patahan pisau di benda kerja yang di drat.Hal ini akan menjadi masalah karena sisa patahan pisau ini sifatnya sangat keras.Jika langsung dilanjutkan begitu saja proses membuat dratnya maka biasanya akan menyebabkan pisau drat kembali patah.Oleh karena itu sisa patahan pisau ini harus di hilangkan terlebih dahulu sebelum kembali mengedrat.

Untuk drat luar gergaji tangan merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk membuang sisa patahan pisau.Gergajilah pada bagian yang terdapat patahan pisau dan pastikan patahan tersebut sudah hilang.Atau juga bisa menggunakan drip ( besi keras yang di buat runcing ) untuk membuangnya.Gunakan drip ini untuk membuang patahan drat tersebut dengan mengarahkan ujungnya pada sisa patahan pisau kemudian memukul drip dengan palu.Pastikan sisa patahan tersebut benar-benar hilang.Jika kedalaman drat belum dalam masih ada cara lain untuk membuang patahan pisau ini,cara ini paling enak digunakan jika sedang membuat drat dalam.Caranya adalah dengan memaksa menggunakan pisau drat yang patah ini untuk mengedrat.Lakukan cara ini hingga patahan pisau benar-benar hilang.Perhatikan dengan seksama bentuk dratnya dan pastikan bahwa hasilnya akan tetap bagus setelah prose membuang sisa patahan pisau dengan cara ini.

Langkah selanjutnya setelah sisa patahan pisau berhasil di buang adalah mengasah pisau.Asahlah pisau dengan benar supaya hasilnya bagus.Jangan melepas handel drat yang ada di eretan bawah ketika melepas pisau.Sebenarnya ini adalah langkah aman terhadap jalur drat tetapi jika handel mesin sudah agak longgar,biasanya handel suka turun sediri,maka handel drat ini bisa dilepas sebagai langkah aman.Setelah di asah pasang kembali pisau pada rumah pisau,tentukan ketinggiannya karena setelah pisau patah biasanya ketinggian pisau akan berubah.

Untuk melakukan proses mengedrat selanjutnya maka tidak disarankan untuk langsung mengedrat begitu saja.Biasanya setelah pisau dilepas apalagi handel drat juga di lepas,jalur pisau akan bergeser.Jika langsung mengedrat tanpa setting ulang pisau maka hasil ulirnya juga akan bergeser dan membuat drat semakin bertambah rusak.Untuk melakukan setting ulang pisau maka nyalakanlah mesin sehingga pisau berjalan sama seperti proses mengedrat.Jika sedang membuat drat kanan maka pastikan pisau sudah berjalan ke arah kiri,dan jangan setting ulang pisau ketika pisau berjalan kearah sebaliknya meskipun hanya bergeser sedikit saja.Pastikan bahwa pisau benar-benar bergeser ke arah kiri.

Matikan mesin dan pastikan bahwa pada saat berhenti pisau benar-benar dalam langkah geser ke kiri.Carilah alur ulir yang bagus dan dekatkan pisau  pada bagian ini.Masukkan pisau pada alur drat dengan menggesernya menggunakan eretan atas.Pastikan ujung pisau drat masuk pada alur drat dengan tepat,dan inilah kunci dari setting ulang pisau drat yang patah.Pada saat pisau berada di alur drat dan dalam keadaan mentok, posisikan parameter / angka pada eretan lintang pada angka nol.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang dan proses mengedrat bisa dilanjutkan kembali.

Kunci dari setting ulang pisau drat adalah posisi pisau harus berada pada saat langkah mengedrat bukan pada saat langkah balik setelah mengedrat.Semoga bermanfaat dan salam TUKANG BUBUT amatiran.

Baca juga :
  1. Cara membuat drat dengan mesin bubut 
  2. Cara membuat as drat kotak



Wednesday 14 September 2016

CARA MEMBUBUT

cara membubut as hidrolik untuk piston

Membubut merupakan salah satu pekerjaan permesinan yang mempunyai proses kerja dimana benda kerja berputar sedangkan pahat / pisau bergerak secara memanjang atau melintang.Atau bisa juga disebut dengan proses dimana benda kerja berputar sedangkan pisau / pahat diam.Hal ini merupakan kebalikan dari proses mengebor dengan mesin bor,dimana pisau / pahat ( mata bor ) berputar sedangkan benda kerja dalam keadaan diam.Diantara proses-proses membubut yang sering dilakukan adalah :
  1. Membubut rata permukaan / facing
  2. Membubut rata memanjang
  3. Membubut rata bertingkat
  4. Membuat alur luar
  5. Membuat drat
Sebenarnya masih banyak proses pekerjaan yang bisa dilakukan dengan mesin bubut.Proses yang disebutkan diatas merupakan proses yang akan kita bahas pada pertemuan kali ini.

 

CARA MEMBUBUT RATA BERTINGKAT,MEMBUAT ALUR DAN ULIR DENGAN MESIN BUBUT 


Gambar diatas sebenarnya adalah sebuah gambar as hidrolik dengan diameter 45 mm.Oleh karena itu sebelum melakukan proses permesinan lakukanlah pengecekan terhadap benda kerja tersebut ( dalam hal ini adalah as hidrolik ).Langkah selanjutnya adalah mengikat benda pada ragum kemudian memulai untuk proses membubut.

1.Membubut rata permukaan / facing.

Langkah pertama sebelum membubut tentu adalah memasang pahat / pisau.Pasanglah pisau dengan memperkirakan ketinggiannya terhadap senter benda kerja.Persiapkan posisi pisau untuk membubut facing yaitu dengan memirigkan pisau ke arah kiri sekitar 30 derajat.Dekatkan pisau terhadap permukaan benda kerja hingga menggoresnya dan membentuk sebuah lingkaran.Dari sini sudah tentu akan kelihatan posisinya,apakah terlalu tinggi atau kurang tinggi terhadap senter benda kerja.Untuk lebih jelasnya silahkan tambahkan pemakanan sedalam 0.25  kemudian tarik pisau ke arah senter benda kerja.Jika hasil sayatan pisau ini bisa habis ketika sampai titik senter benda kerja,maka ini artinya pisau sudah berada dititik senter benda kerja.Jika masih berada dibawah atau diatas senter pasti akan terlihat dengan jelas.Jika kurang tinggi berilah ganjal pada gagang pisau dan begitu sebaliknya jika ketinggian kurangilah ganjalnya.Setelah berhasil memasang pisau setinggi senter benda kerja maka lakukanlah bubut facing hingga rata dan lakukan secara otomatis.

Cara kedua

Posisikan parameter ( angka ) eretan bawah pada posisi nol.Pasang pisau seperti tadi yang kita bahas tetapi tidak dengan memiringkan posisi pisau,biarkan pada posisi lurus.Dekatkan pisau terhadap permukaan benda kerja.Lakukan proses bubut facing secara manual dengan menggunakan eretan atas,caranya berikan kedalaman pemakanan dengan menggunakan eretan lintang sekitar 5 mm, kemudian dorong pisau dengan memutar eretan atas hingga membubut benda kerja sepanjang kurang lebih 1 mm.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan atas,berikan kembali pemakanan dengan menggunakan eretan lintang dan kembali lakukan proses bubut dengan menggunakan eretan atas.ulang-ulang proses ini hingga sampai pada titik senter benda kerja.Sama dengan cara pertama,posisi pisau  baik terlalu tinggi atau terlalu rendah,pasti akan terlihat dengan jelas.Ciri-ciri pisau yang terlalu rendah adalah pisau akan menghasilkan sisa bubutan pada senter benda kerja dengan bentuk bulat rata memanjang, dan pisau yang posisinya terlalu tinggi akan menghasilkan bubutan berbentuk lancip pada senter benda kerja.

Lakukan penyetelan pisau hingga benar-benar berada pada titik senter benda keja.Jika sudah benar posisi pisaunya tarik pisau keluar dengan menggunakan eretan lintang secara manual.Setelah itu berikan proses finishing dengan membubut facing secara otomatis.Kelebihan dari cari kedua ini adalah posisi pisau sudah siap untk digunakan membubut rata memanjang karena sudah di setel pada posisi nol.

2.Membubut rata memanjang

Pindahkan handel-handel untuk kecepatan potong eretan bawah menjadi kecepatan yang paling pelan,karena baru saja digunakan untuk membubut facing.Biasanya kecepatan potong untuk bubut facing ini akan terlalu cepat jika digunakan untuk membubut rata memanjang.Memindah posisi handel ini sering sekali terlupakan sehingga pergerakan eretan bawah menjadi terlalu cepat ketika membubut rata memanjang dan mengakibatkan pisau menjadi patah.

Geser posisi pisau kearah dalam dengan menggunakan eretan bawah sejauh 60 mm ( disesuaikan dengan panjang benda kerja yang akan di bubut,dan ini sifatnya opsional ).Geser pisau kearah benda kerja dengan menggunakan eretan lintang hingga sedikit menyayat permukaan benda kerja.Pada posisi seperti ini setel parameter / angka eretan lintang pada posisi nol kemudian kunci.Goresan pada jarak 60 ini selain berfungsi sebagai penentuan posisi nol pisau juga digunakan sebagai tanda akhir untuk proses pembubutan.

Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang dan bawah.Berikan kedalaman pemakanan sebanyak 3 mm,dekatkan pisau dengan eretan bawah hingga berjarak sekitar 1 mm dari benda kerja.Tekan handel otomatis eretan bawah dan mesin pun berjalan secara otomatis membubut rata memanjang.Berhentikan eretan bawah dengan menarik handelnya sebelum sampai angka 60,misalnya pada angka 59.5.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan bawah,matikan mesin dan lakukan pengukuran dari hasil pembubutan ini.Setelah itu berikan kembali kedalaman pemakanan sebanyak yang di butuhkan sehingga hasil akhirnya menjadi 40-0.05 sesuai dengan gambar.Lakukan kembali pembubutan secara otomatis,berhentikan eretan bawah pada angka 59.5 dan lakukan pembubutan secara manual hingga mencapai jarak 60 mm.Tarik keluar pisau dengan menggunakan eretan lintang,putar secara perlahan supaya hasilnya halus dan rata.Sampai disini berarti anda sudah bisa membubut rata memanjang.

3.Membubut rata bertingkat

Membubut rata memanjang adalah proses membubut dengan ukuran diameter berbeda-beda tetapi masih dalam satu proses pembubutan,Seperti pada gambar di atas,proses pembubutan ini disebut sebagai proses membubut rata bertingkat karena di mulai dengan membubut diameter 40,dilanjutkan dengan 38 dan 30 mm.Proses ini merupakan gabungan dari proses membubut rata memanjang.

Untuk membubut rata bertingkat lakukanlah dengan memulai dari ukuran yang paling besar dan diakhiri dengan ukuran yang paling kecil.Jika melihat gambar di atas maka mulailah dengan membubut dari diameter 40 sepanjang 60 mm,38 sepanjang 45 dan di akhiri dengan diameter 30 sepanjang 15 mm.

4.Membubut alur luar

Untuk membubut alur luar langkah awal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan  pisau alurnya.Persiapkanlah sebuah pisau alur dengan ukuran minimal 0.5 atau 1 mm lebih kecil dari ukuran lebar alur yang akan dibuat.Jika melihat gambar diatas maka persiapkanlah pisau dengan lebar 2.5 mm,pasang pada rumah pisau dengan ketinggian sekitar 1 mm diatas senter atau tepat di tengah-tengah senter benda kerja.

Untuk membuat alur yang pertama yaitu alur untuk langkah bebas pisau drat caranya adalah tempelkan pisau pada dimeter 38, setel angka eretan lintang pada posisi nol kemudian kunci.Tarik keluar dan tempelkan pisau pada jarak 45 mm ( tempat yang akan dibuat alur ),nyalakan mesin dan dorong pisau dengan eretan lintang hingga membubut benda kerja sedalam 3 sampai 3.5 mm.Tarik keluar pisau dengan eretan lintang,lebar alur dengan menggeser pisau ke kanan dengan menggunakan eretan lintang sejauh 0.5 mm.Kembali majukan pisau dengan eretan lintang sedalam 3 sampai 3.5 mm sesuai kedalaman alur pada langkah pertama.Jadi lebar alur ini kita buat dengan ukuran 3 mm sedalam3 sampai 3.5 mm.

Alur yang kedua pada gambar diatas adalah alur dengan ukuran diameter 36.5 lebar 3 mm.Alur ini akan kita buat dengan jarak 5 mm dari pinggir caranya,tempelkan pisau pada jarak 45,tarik keluar pisau dengan eretan lintang kemudian geser pisau sejauh 7.5 mm,( dihitung dari 2.5 lebar pisau di tambah 5 jarak alur dari pinggir ).Tempelkan pisau pada diameter 40 posisikan angka eretan lintang pada angka nol dan kunci.Tarik keluar pisau dengan eretan lintang,nyalakan mesin kemudian dorong pisau dngan eretan lintang sedalam 3 mm.Tarik keluar pisau ,matikan mesin dan lakukan pengukuran kedalaman alur yang baru saja kita buat.Pengukuran ini dilakukan sebagai langkah aman terhadap hasil akhir ,karena ukuran ini menuntut hasil yang presisi.Kembali lakukan pembubutan alur hingga ukuran diameter 36,6 ( sisakan 0.1 mm untuk finishing ).Lebarkan pisau dengan eretan atas sejauh 0.5 mm.Kembali dorong pisau hingga kedalaman 3.5 mm,geser pisau kekanan dengan eretan atas sejauh 0.5 mm sebagai langkah finishing.Tarik keluar pisau dan lakukan pengecekan ukuran alur yang baru saja dibuat.

Gunakan putaran sedang dan berikan pelumas / cairan pendingin ketika membuat alur dengan mesin bubut.

5.Chamfer

Jika merunut langkah dan cara-cara membubut diatas maka setiap sudut dari hasil bubutan masih dalam keadaan sangat tajam oleh karena itu perlu dilakukan proses chamfer supaya tidak tajam.Pasang pisau drat luar dengan ketinggian sekitar 1 sampai 2 mm di atas senter benda kerja.Selain digunakan untuk membuat drat, pisau ini juga bisa digunakan  untuk melakukan proses chamfer.

6.Membuat drat

Langkah-langkah untuk membuat drat dengan mesin bubut sudah dibahas di artikel lain.Silahkan klik link berikut ini dan semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Cara membuat drat dengan mesin bubut



Sunday 11 September 2016

SERVIS HIDROLIK TIDAK BISA NAIK TURUN

Berikut ini akan saya sampaikan beberapa kegiatan saya di bengkel,yaitu tentang menganalisa dan servis hidrolik.

1.Hidrolik tidak bisa naik dan turun.

Owner datang ke bengkel dan menceritakan bahwa silinder hidroliknya mengalami masalah yaitu tidak bisa bergerak naik dan turun.Padahal kondisi hidrolik ini baru saja diservis di tempat lain.Seal-seal semuanya masih dalam keadaan baru dan setelah dilihat ternyata juga mempunyai kualitas yang bagus.

Singkat cerita hidrolik ini kita buka dan kita lihat satu demi satu bagian dari hidrolik ini.
  1. Hidrolik ini mempunyai langkah / strooke yang pendek ,sekitar 10 mm
  2. Kondisi as hidrolik dalam keadaan bagus,karena tidak ada cacat / baret dan tidak terlihat bengkok.
  3. Kondisi tabung juga bagus , tidak ada baret.
  4. Piston dalam kondisi bagus,tidak ada cacat dan ukuran juga sesuai dengan toleransi.
  5. Seal-seal masih dalam kondisi baru,bagus dan mempunyai kualitas yang baik.
  6. Cover belakang juga dalam kondisi bagus. 
  7. Cover seal juga dalam kondisi yang bagus,baik dari segi bentuk maupun ukuran.
Beda cerita ketika melihat dan memperhatikan cover depan dari hidrolik ini.Pada awalnya owner juga mempertanyakan perihal lubang port yang kecil.Apakah ini pengaruh atau tidak.Setelah saya teliti pada prinsipnya lubang ini tidak ada masalah dan masih dalam kondisi yang cukup untuk mengalirkan oli.Pengecekan dilanjutkan pada bagian dalam dari cover depan ini.Ternyata setelah saya raba ada kejadian yang sedikit mengganjal.Dimana kondisi dari lubang cover seal dan cover depan ini dalam keadaan rata,mempunyai diameter yang sama.Sementara diameter dalam cover seal seharusnya mempunyai ukuran yang sama dengan diameter as hidroliknya.Setelah melakukan pengecekan lebih lanjut,ternyata lubang port juga tidak mengarah ke samping ke arah tabung hidroliknya,melainkan lurus ke arah as hidroliknya dan inilah masalahnya.Ketika diameter dalam cover depan hidrolik dan as hidroliknya mempunyai ukuran yang sama sementara lubang oli diarahkan kesini , tentu saja oli tidak akan bisa masuk dan mengalir ke dalam tabung hidrolik.Dan inilah yang menyebabkan hidrolik tidak bisa jalan naik ataupun turun dikarenakan tidak ada oli yang masuk ke tabung.

Solusi untuk masalah ini tentu saja dengan memperbesar diameter dalam dari cover depan tersebut.Dan ini adalah pekerjaan seorang tukang bubut.Masalah ternyata tidak berhenti pada ukurannya lubangnya yang sama dengan diameter as hidroliknya,hasil dari pekerjaan bubutan cover ini ternyata juag tidak bagus.Diameter dalam cover ini tidak senter dengan diameter luarnya.Beruntung silinder hidrolik ini tidak bisa naik turun,jika bisa sudah pasti as hidroliknya akan rusak karena bergesekan secara langsung dengan cover depan yang terbuat dari besi juga.Singkat cerita Diameter dalam cover ini diperbesar kemudian dirakit kembali hidroliknya dan berhasil.Silinder hidrolik ini bisa naik turun secara normal.

2.Hidrolik selalu naik ketika sampai atas.


tabung terlalu memuai ketika proses pengelasan
Tabung memuai disekitar las-lasan


Kasus ini terjadi ketika sedang servis hidrolik jack stand untuk mobil catering bandara soetta.Owner mengatakan bahwa hidrolik ini baru saja di servis dengan rincian ganti tabung.Sebagai catatan bahwa hidrolik ini tiak diservis di bengkel tempat saya bekerja.Selanjutnya hidrolik ini kita lakukan pengetesan.Tombol untuk naik d tekan dan silinder pun mulai bergerak naik,normal.Setelah sampai akhir langkah maka tombol untuk turun ditekan dan kejadiannya adalah silinder tidak mau turun.Sekali lagi di test,mungkin saja salah pencet tombol.Kejadiannya sama, ketika di tekan tombol naik,silinder tetap naik,ketika ditekan tombol turun silinder pun tetap naik ( naik sedikit sekitar 5 mm karena sisa strooke / langkah ).Pengecekan kita lanjutkan dengan melepas selang terlebih dahulu,kemudian silinder ini kita paksa turun dengan cara memukul bagian atas as hidroliknya.Setelah itu kita test ulang namun tidak sampai akhir strooke.Hasilnya adalah silinder ini berjalan dengan normal.

Akhirnya silinder ini kita bongkar untuk di cek tiap-tiap bagian.Lubang port bagian atas dan posisi seal kita cek dan ternyata semuanya dalam kondisi normal.Piston dan cover beserta seal-sealnya juga dalam kondisi normal.Terakhir kita cek pada tabung hidroliknya.Terutama pada bagian atas yang dekat dengan cover depan.Sebenarnya jika dilihat secara langsung,tabung ini nampak normal-normal saja.kondisinya bagus dan tidak ada baret.Tapi ketika diraba,tabung ini terasa tidak rata,karena seperti ada cekungan pada bagian yang dekat dengan cover,dan ini terjadi karena akibat dari proses pengelasan.

Kejadian mengapa hidrolik tidak mau turun ketika ditekan tombol turun adalah, ketika tombol turun ditekan seal piston yang seharusnya menahan oli dari port ini tidak bisa berfungsi,hal ini terjadi karena diameter tabung yang menjadi lebih besar karena proses memuai pada saat mengelas,sehingga oli yang seharusnya tertahan di piston justru terus mengalir melewati piston dan masuk ke ruang tabung yang berada dibawah piston.Hal ini tentu membuat hidrolik kembali naik.

Kesimpulan untuk kasus ini adalah tabung hidrolik mempunyai kualitas yang tidak bagus,terlalu banyak memuai ketika mengalami pengelasan.Bukan pula kesalahan dari proses pengelasan,karena jika dilihat,bentuk las-lasannya dalam keadaan wajar-wajar saja.Saran saya adalah gunakan material yang bagus untuk membuat hidrolik,terlalu beresiko jika menggunakan ,aterial yang tidak bagus.Akhirnya diputuskan untuk ganti tabung dengan kualitas yang lebih bagus dan setelah dilakukan pengetesan silinder baerjalan dengan normal,berhasil.

Sekedar share dan semoga bermanfaat.TUKANG BUBUT amatiran.



Friday 9 September 2016

CARA SETTING STEADY REST PADA BENDA KERJA PANJANG

Benda kerja panjang.Mengerjakan benda kerja seperti ini memang tidak sama seperti benda kerja umumnya yang cenderung pendek.Dalam proses pembubutannya benda kerja ini memerlukan alat bantu kelengkapan mesin bubut yang berfungsi sebagai penyangga yang biasa disebut dengan steady rest / penyangga tetap.Alat ini di sebut dengan penyangga tetap karena pada saat digunakan alat ini akan diam,tidak ikut berjalan seperti penyangga yang lain atau biasa disebut dengan penyangga jalan / follower rest.

cara membubut as hidrolik dengan setting steady rest

CARA MENGGUNAKAN STEADY REST 


Steady rest,mengapa seorang tukang bubut membutuhkan alat bantu ini,dan kapan ia harus menggunakannya ?.Seperti yang sudah disinggung tadi di awal bahwa alat ini berfungsi sebagai penyangga ketika membubut benda kerja panjang.Sebagai perumpamaan maka cobalah untuk mengangkat besi as 25 mm yang panjangnya sekitar satu meter.Pegang salah satu ujungnya dan angkat dengan posisi horisontal.Apa yang terjadi dan apa yang anda rasakan ?.Tangan akan merasakan berat dan di ujung benda kerja terasa seperti akan jatuh.Hal ini terjadi karena adanya gravitasi dan berat benda itu sendiri.Hal ini tentu akan berbeda jika kita meletakkan ujung yang satunya pada sebuah penyangga atau bangku misalnya,tentu besi ini akan terasa lebih ringan dan tidak seperti akan jatuh.Maka kira-kira begitulah maksud dari fungsi steady rest ini.

Setelah mengetahui fungsi dan maksud penyangga pada steady rest ini sekarang akan kita coba untuk membahas tentang cara penggunaannya.Supaya lebih lebar pembahasannya bahan yang akan kita gunakan sebagai benda kerja adalah sebuah as hidrolik.As hidrolik ini mempunyai permukaan yang halus dan tidak boleh cacat atau rusak karena proses apapun.Pembahasan lebih jauh tentang proses ini ada di link berikut ini,


Setelah benda kerja terpasang pada ragum dan steady rest maka langkah selanjutnya adalah menyetelnya supaya lurus dan terikat dengan kuat.Setel benda kerja yang dekat dengan ragum.Dalam kondisi seperti ini tangan akan terasa berat ketika memutar ragum,hal ini terjadi karena antara ragum dan posisi steady rest belum lurus.Saran saya jangan mengencangkan rahang ragum terlalu kenang dulu karena steady restnya belum di setel.

Langkah selanjutnya setelah proses seting benda kerja yang dekat dengan ragum adalah proses seting rahang steady rest.Caranya adalah pasanglah terlebih dahulu senter hidup pada tail stock,bisa juga dengan senter mati.Setelah itu dekatkan pada benda kerja dan kunci tail stock terhadap bed mesin bubut.Atur putaran mesin pada putaran rendah, sekitar 50 rpm.Nyalakan mesin dan dekatkan senter ke benda kerja hingga menyentuhnya.dengan memutar handel tail stock.Dalam kondisi seperti ini biasanya pada permukaan benda kerja akan membentuk goresan berupa lingkaran.Hal ini berarti bahwa antara ikatan benda kerja di ragum dengan rahang steady rest ini belum lurus atau belum sama tinggi.Berhati-hatilah dan perhatikan secara seksama,karena dalam kondisi ini benda kerja akan bergeser maju atau mundur dengan sendirinya.Supaya posisinya lurus dan sama tinggi maka putarlah penyetel rahang steady rest hingga tidak lagi ada goresan berupa lingkaran pada permukaan benda kerja tetapi hanya akan berbentuk titik saja.Jika sudah berbentuk titik saja, maka ini artinya benda kerja ini sudah lurus dan sama tinggi.Langakah selanjutnya adalah kembali mengecek setingan benda kerja pada ragum dan kekencangan rahang ragum itu sendiri.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 

Diantara beberapa hal yeng perlu diperhatikan ketika menggunakan steady rest antara lain :
  1. Gunakan selalu putaran rendah antara 200 sampai 300 rpm.
  2. Sebelum melalui proses pembubutan periksalah kembali benda kerja,adakah kemungkinan benda kerja ini bergeser atau tidak.Caranya adalah dengan mendekatkan pisau atau benda lain terhadap permukan benda kerja.Putar mesin layaknya proses membubut.Perhatikan pisau ini pada permukaan benda.Jika makin lama makin dekat jarak keduanya atau makin jauh,maka ini artinya benda kerja ini bergeser dan perlu setting ulang.
  3. Berikanlah pelumas pada benda kerja yang menempel di rahang steady rest.
  4. Jangan mengencangkan rahang steady rest bagian paling atas terlalu kencang,hal ini justru akan membuat putaran menjadi berat dan benda kerja seperti terjepit.Nantinya putaran mesin akan berpotensi untuk berhenti sendiri dan membuat benda kerja rusak atau cacat.kencangkan rahang secukupnya sampai benda kerja terasa tidak getar ketika proses membubut.
Tips ringan semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Thursday 8 September 2016

CARA MEMBUBUT AS HIDROLIK BESAR SUPAYA TIDAK CACAT


Salah satu bagian dari hidrolik yang bersentuhan langsung dengan perangkat anti kebocoran / seal adalah as / rod hidrolik.Oleh karenanya as ini harus benar-benar halus,rata dan lurus,ada sedikit cacat saja bisa berakibat fatal yaitu kebocoran.

Cacat / rusaknya sebuah as hidrolik bisa disebabkan oleh berbagai hal,diantaranya :
  1. Usia pemakaian hidrolik
  2. Cacat karena kesalahan pada saat bongkar muat 
  3. Cacat karena kecelakaan kerja saat proses permesinan
Dan mungkin masih ada hal lain yang mempengaruhi akan kualitas as hidrolik ini.Dalam kaitannya dengan cacatnya as hidrolik ini , akan kita bahas tentang penyebab kerusakan as hidrolik yang disebabkan oleh kecelakaan kerja pada saat proses permesinan.

Sebagai seorang tukang bubut dan tentu ini adalah manusia,maka selamanya manusia itu tidak akan terlepas dari kesalahan.Oleh karena itu dalam pembahasan ini bukan bermaksud untuk menghilangkan sebuah kesalahan,tetapi hanya sekedar mengurangi / meminimalisir kesalahan yang terjadi.Sehingga juga bisa meminimalisir cacatnya sebuah as hidrolik akibat kecelakaan kerja pada saat proses permesinan.Pembahasan ini akan menitikberatkan pada proses permesinan untuk as hidrolik yang berukuran besar dan dikerjakan dengan menggunakan alat bantu mesin bubut yaitu steady rest atau biasa disebut bril mati.

MEMBUBUT AS HIDROLIK BESAR MENGGUNAKAN STEADY REST


Diantara hal-hal yang perlu diperhatikan ketika mengerjakan as hidrolik yang besar adalah :

1.Pemeriksaan benda kerja / as hidrolik.

  Sebenarnya pemeriksaan benda kerja ini tidak hanya dilakukan ketika  mengerjakan as hidrolik saja,hal ini seharusnya dilakukan untuk setiap proses permesinan.Terlebih untuk proses mengerjakan as hidrolik,hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya proses pekerjaan yang sia-sia.Sia-sia ini maksudnya adalah setelah benda kerja diangkat dan diproses permesinan ternyata as ini terdapat cacat yang disebabkan oleh hal lain sebelum proses permesinan.Oleh karena itu pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk mengerjakan as hidrolik,terlebih untuk as hidrolik yang berukuran besar.Proses angkat yang berat,membutuhkan pemikiran yang cermat dan ternyata setelah diproses justru ada cacat sebelumnya,dan ini adalah sebuah kesalahan.

2.Persiapan sebelum mengangkat.

   Setelah melewati proses pemeriksaan dan hasilnya bagus,langkah selanjutnya adalah mempersiapkan as hidrolik untuk proses mengangkat.Perhatikanlah gambar teknik untuk as hidrolik ini secara seksama.Jika pada kedua ujungnya akan diproses permesinan maka pada prose mengikantnya di ragum kita tidak perlu memberinya alas atau bantalan.Potonglah kardus pembungkus as hidrolik dengan panjang yang disesuaikan.Acuannya adalah seberapa panjang kita akan mengikatnya diragum dan seberapa panjang bagian yang akan di bubut pada ujung yang satunya.Pasang pada as hidrolik kemudian ikat dengan lakban pada setiap ujung kardus supaya tidak licin.Persiapkan pula kardus hidrolik dengan panjang 100 mm dan dibelah pada lingkarannya.Kardus ini nantinya akan digunakan sebagai bantalan as hidrolik pada rahang steady rest / bril mati.

3.Proses pemasangan steady rest.

   Pasanglah steady rest pada tempat yang sesuai dengan panjang as hidrolik.Pertimbangannya adalah seberapa panjang as hidrolik yang akan diikat di ragum dan seberapa panjang bagian yang akan dibubut.Dari bagian yang akan dibubut ini berikanlah jarak sekitar 50 mm dari tempat rahang steady rest / bril mati.

4.Proses pengangkatan.

   As hidrolik memang memerlukan perlakuan yang lebih dibanding dengan benda kerja yang lain.Untuk mengangkatnya diperlukan sebuah kehati-hatian ekstra.Terlebih untuk as hidrolik yang berukuran besar maka saran saya adalah gunakanlah alat bantu angkat yang sesuai dan memadai.Untuk itu sangat disarankan untuk menggunakan takel / chain block untuk mengangkatnya,baik yang manual ataupun yang elektrik.Alat bantu ini juga harus dalam kondisi normal,jangan menggunakan alat-alat yang tidak bagus kondisinya karena justru akan mengganggu proses pengangkatan benda kerja.Juga disarankan untuk menggunakan vanbelt untuk mengikat as hidrolik dengan pengait takel,jangan menggunakan rantai takel secara langsung.Disamping licin,rantai ini juga akan berpotensi untuk merusak as hidrolik karena gaya gravitasi dan berat as hidrolik itu sendiri.Gunakan vanbelt dan lebarkan posisinya untuk keseimbangan as hidrolik ketika diangkat.

4.Proses pemasangan benda kerja.

   Setel ragum sehingga rahangnya sesuai dengan diameter benda kerja yang akan di ikat.Angkat benda kerja dengan hati-hati dan selalu waspada dengan benda kerja dan sekitarnya.Karena ini merupakan benda kerja yang besar sehingga resikonya juga besar.Masukkan benda kerja ke ragum dengan bagian yang akan di ikat sepanjang 30 mm.Ini sifatnya opsional,terserah pada tukang bubutnya.Bagian yang akan bersentuhan dengan rahang steady rest jangan langsung diletakkan,pasanglah dahulu kardus hidrolik yang tadi sudah dipotong dengan panjang 100 mm pada as hidroliknya.Kardus ini berfungsi sebagai bantalan agar as hidrolik tidak bersentuhan dengan rahang steady rest secara langsung sehingga as hidrolik tidak rusak atau cacat.Supaya lebih jelas,berikut saya lampirkan gambarnya.Cara penyetelan benda kerjanya akan kita bahas berikutnya.Semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

cara membubut as hidrolik yang besar menggunakan steady rest supaya tidak cacat


Baca juga :






Tuesday 6 September 2016

CARA MEMBUBUT AS DRAT KOTAK / TRAPESIUM PANJANG

TUKANG BUBUT amatiran,membubut benda kerja dengan ukuran panjang memang membutuhkan kesabaran dan trik-trik tersendiri.Sebagai contoh kali ini akan saya bagikan tentang proses membuat derat kotak dengan ukuran 50 mm, jarak gang 12 mm dan panjang 3 meter.Sebagai catatan bahwa ukuran ini merupakan ukuran bebas,karena pada saat order tidak menyertakan ukuran yang pasti,hanya meminta sebuah as derat dengan ukuran besar,sekitar 5 cm yang akan digunakan untuk sistem buka tutup pintu air.


cara membuat as derat panjang 3 meter untuk pintu air

CARA MEMBUBUT AS DRAT KOTAK PANJANG 3 METER


Langkah-langkah yang bisa diambil dalam proses membuat as derat panjang ini antara lain :
  1. Persiapan bahan.Pada umumnya bahan mentah untkuk as tidak akan lurus 100 %,oleh karena itu persiapkanlah bahan mentah dengan ukuran yang lebih besar dari ukuran jadi.Untuk kasus ini bisa memilih ukuran 55 mm,saya sarankan jangan memilih ukuran 2 inchi,terlalu beresiko karena toleransi terlalu kecil untuk ukuran 3 meter.Untuk jenis bahannya bisa memilih besi S45C.Persiapkan juga bahan untuk membuat mur-nya,kebetulan ukurannya adalah diameter 110 mm tebal 50 mm,2 buah.
  2. Proses pembuatan baut dan mur ini saya sarankan untuk membuat mur nya terlebih dahulu.Hal ini akan memudahkan ketika membuat bautnya karena akan digunakan sebagai mal.Oleh karena itu buatlah mur ini dengan ukuran diameter dalam 41 dan diameter luar 110 dengan kedalaman derat 4.75 mm ( pisau ulir dalam makan hingga sedalam 9.5 mm ).Gunakanlah pisau alur dalam dengan lebar 6.3 mm supaya bisa membuat derat dengan sekali proses,tanpa proses pelebaran derat.
  3. Langkah selanjutnya adalah proses membubut bautnya.
  4. Pasang benda kerja pada ragum dan buatlah lubang bor senter.Untuk proses ini saya sarankan untuk menggunakan rpm rendah atau bisa juga dengan menggunakan alat bantu tambahan yang berfungsi untuk menahan as pada bagian belakang.
  5. Pasang senter hidup pada tail stock.
  6. Kendurkan ragum dan keluarkan benda kerja sepanjang 1600 dari ragum.Sedikit kencangkan ragum kemudian pasangkan senter hidup pada lubang bor senter.
  7. Lakukan penyetelan benda kerja hingga benda kerja terikat dengan sempurna.
  8. Sebagai langkah awal bubutlah bagian benda kerja pada ujungnya menjadi diameter 50 dengan panjang sekitar 100.Ukuran ini panjangnya bersifat opsional karena akan digunakan sebagai langkah awal untuk menempatkan bril jalan / follower rest.
  9. Tarik keluar pisau , matikan mesin dan pasanglah bril jalan / follower rest pada tempatnya.
  10. Penyetelan follower rest.Untuk menyetel follower rest ini patokannya adalah ketika pisau keluar dari benda kerja ( setelah proses membubut ) usahakan agar rahang follower rest tidak terlepas dari benda kerja.Hal ini berfungsi sebagai langkah aman ketika proses membubut rata jika mesin tidak sanggup untuk sekali proses.Ini sifatnya opsional karena kasus yang saya alami,mesin bubut sanggup untuk sekali proses membubut rata dari diameter 55 menjadi 50 mm.
  11. Lakukanlah proses membubut rata sampai mendekati ragum.Jangan terpaku pada pisau bubut,perhatikanlah follower rest karena alat bantu ini akan lebih dekat ke ragum terlebih dahulu sebelum pisau bubut.
  12. Persiapkanlah sebuah pisau alur luar dengan lebar 6.3 mm.
  13. Pasang pisau pada rumahnya dengan ketinggian sekitar 2 mm di atas senter benda kerja.
  14. Penyetelan pisau terhadap follower rest.Untuk penyetelan ini mempunyai prinsip yang sama dengan pemasangan pisau kanan yaitu rahang follower rest jangan sampai lepas dari benda kerja ketika pisau keluar dari benda kerja.
  15. Atur rpm mesin pada putaran rendah, sekitar 50 rpm.Atur handel-handel untuk drat dengan jarak gang 12.
  16. Tempelkan pisau pada benda kerja dan posisikan eretan lintang pada angka nol.
  17. Tarik keluar pisau.Berikan kedalaman pemakanan sebesar 0.3,tekan handel derat yang ada pada eretan bawah,putar mesin dan mulailah mengedrat.Perhatikan pisau dan follower rest ketika sudah dekat dengan ragum.
  18. Ulang-ulang hingga mencapai kedalaman derat yang diinginkan yaitu sampai mur masuk.
  19. Berikan pemakanan sedalam 0.2 atau 0.1 untuk proses mengedrat berikutnya.
  20. Jika sudah selesai,balik benda kerja untuk membubut ujung yang satunya.
Catatan :
  • Gunakan selalu pelumas yang baik untuk proses mengedrat,supaya geram / tatal dapat keluar dengan mudah.
  • Perhatikan ketajaman pisau,jangan memaksakan pisau yang sudah terasa agak berat karena bisa berakibat fatal yaitu pisau patah.
  • Jika mesin tidak sanggup untuk sekali proses mengedrat,maka jangan melakukan pelebaran derat dengan pelebaran kesamping secara langsung.Mulailah pelebaran derat dari posisi nol seperti pada saat pertama mulai mengedrat.
  • Teori ini saya praktekkan dengan menggunakan mesin yang besar.Id spindle 100 panjang mesin 2000.
  • Ukuran drat mungkin tidak sesuai standart,saya menggunakan as drat yang ada pada mesin bubut sebagai acuannya.
Berikut hasilnya,

cara membuat drat kotak

Just share,semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Monday 5 September 2016

CARA MEMBUAT DRAT / ULIR DENGAN MESIN BUBUT

Salah satu keterampilan penting dari seorang tukang bubut adalah mampu untuk membuat derat / ulir dengan mesin bubut.Bahkan tidak sedikit dari seorang tukang bubut yang mengatakan bahwa jangan mengaku sebagai seorang tukang bubut jika tidak bisa membuat derat / ulir.Nah,untuk kali ini TUKANG BUBUT amatiran akan mencoba untuk mengangkat tema tetang cara membuat derat / ulir dengan mesin bubut.

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MEMBUAT DRAT DENGAN MESIN BUBUT


cara membuat derat dengan mesin bubut


  1. Membaca gambar.Periksalah gambar dengan teliti,perhatikan kode deratnya,apakah itu derat inchi atau mm.Jika mengacu pada gambar diatas maka deratnya berjenis metrik dengan diameter 30 dan jarak gang 1.5.Bagi yang belum mengetahui tentang kode derat ini, bisa membaca artikel ini.
  2. Mempersiapkan dan memeriksa bahan benda kerja.
  3. Mengikat benda kerja.Ikatlah benda kerja dengan panjang 10 atau 15 ditambah panjang derat yang akan dibuat.Jika mengacu pada gambar diatas maka ikatlah benda kerja sepanjang 55 atau 60 mm.
  4. Bubut pada bagian permukaan / ujung benda kerja serta bubutlah diameter 35 menjadi 30 mm dengan panjang 45 mm.
  5. Buatlah sebuah groove ( gambar panah ) dengan ukuran diameter 27 sampai 27.5 dan lebar 3 atau 4 mm.Groove ini berfungsi sebagai langkah bebas pisau pada akhir langkah proses penyayatan pisau derat.
  6. Ganti rpm mesin dengan rpm rendah dan pindahkan handel-handel untuk menyesuaikan dengan jarak gang derat.Bagi yang belum paham,silahkan baca artikelnya dengan judul membaca tabel mesin bubut untuk drat.
  7. Tempelkan pisau derat pada benda kerja ukuran 30 mm.Pada posisi seperti ini,buka kunci untuk skala / angka pada eretan lintang dan putar skala dan pindahkan pada angka 0 ,nol.kemudian kencangkan kembali kuncinya.
  8. Tarik keluar pisau dengan jarak 1 atau 2 mm ( opsional ) dari benda kerja.
  9. Tekan handel  derat yang ada pada eretan bawah.
  10. Putar eretan lintang dan berikan pemakanan pisau sedalam 0.3 .
  11. Angkat handel sehingga mesin / ragum berputar.Pada proses ini pisau akan berjalan lebih cepat dari biasanya maka perhatikanlah dengan seksama.
  12. Setelah pisau benar-benar sampai pada groove tarik pisau keluar benda kerja dengan cara memutar ke kiri handel eretan lintang dengan cepat,kemudian turunkan handel mesin sehingga putaran ragum berpindah menjadi putaran kiri dan pisau pun bergerak keluar / ke arah kanan.
  13. Setelah pisau akan sampai pada akhir benda kerja,dekatkn pisau kepada benda kerja namun jangan sampai menyentuh benda kerja.
  14. Posisikan handel di tengah sehingga ragum / mesin berhenti dan pisau berada diluar benda kerja.
  15. Lakukan pengecekan derat dengan menggunakan malderat,dalam hal ini pilih untuk ukuran derat 1.5.Tempelkan mal derat tersebut pada hasil sayatan pertama pada benda kerja.Hal ini berfungsi untuk menghindari kesalahan jarak gang derat.
  16. Tambahkan pemakanan sedalam 0.3 dan ulangilah langkah mengedrat ini ( no 11 sampai 14 ).Ulang - ulang hingga sesuai dengan kedalaman derat yang diinginkan.
Jika sudah sampai kedalaman pemakanan sekitar 1 mm,kurangilah penambahan pemakanannya menjadi 0.2 atau 0.1 pada setiap satu kali langkah mengedrat.
Demikian tips ringan untuk membuat derat ini,jangan lupa untuk memberi pelumas atau cairan pendingin pada proses penyayatan.Semoga bermanfaat,TUKANG BUBUT amatiran.

Thursday 1 September 2016

CARA MEMBACA SKETMAT/JANGKA SORONG

Sketmat atau jangka sorong merupakan salah satu alat ukur yang paling sering digunakan dalam sebuah bengkel bubut.Biasanya alat ini mempunyai ketelitian ukuran 0.05 atau 0.02.Bahkan ada juga sketmat dengan ketelitian yang lebih tinggi dari itu dan biasanya merupakan sketmat digital.

ANGKA-ANGKA PADA SKETMAT / JANGKA SORONG

cara membaca sketmat/jangka sorong

Gambar diatas merupakan gambar dari sebah pengukuran dengan menggunakan sketmat / jangka sorong.Ketika sketmat dibuka maka akan terjadi pergeseran pula pada angka-angka yang ada pada sketmat tersebut.Angka-angka pada sebuah sketmat terdiri dari tiga bagian yaitu :
  1. Angka nominal / skala utama.Angka ini menunjukkan nilai / nominal utama dari sebuah pengukuran.Jika melihat gambar diatas maka yang disebut dengan skala utama atau nilai nominal adalah angka 0,10,20,30 dan seterusnya.Nilai nominal dari garis satu ke garis berikutnya adalah 1mm.Angka 10 pada sebuah sketmat menunjukkan nilai sebesar 10 mm.
  2. Angka desimal / skala nonius.Angka ini menunjukka nilai desimal dari sebuah pengukuran.Pada gambar diatas nilai desimal ditunjukkan dengan angka 0 sampai 0.Besaran nilai dari garis satu ke garis berikutnya adalah sebesar 0.05 mm.
  3. Angka ketelitian sketmat.Angka ini menunjukkan tingkat ketelitian sebuah sketmat.Pada gambar diatas ditunjukkan dengan angka 0.05.Jadi gambar diatas merupakan gambar sketmat dengan ketelitian 0.05 mm.

CARA MEMBACA SKETMAT / JANGKA SORONG


Kunci dari cara membaca sketmat / jangka sorong adalah memperhatikan dengan teliti dari angka dan garis sketmat yang bergeser ketika sketmat dibuka.Langkah pertama dalam membaca sketmat adalah memperhatikan dengan teliti garis nol pada angka desimal.Lihatlah dimana garis nol ini benar-benar lurus dengan garis yang ada pada angka utama.Jika garis nol ini lurus dengan angka 10 nilai utama,maka nilai pengukuran ini sebesar 10 mm.Jika lurus dengan garis pertama setelah angka 10 maka nilai pengukurannya adalah 11 mm,dan seterusnya.Ingat,kuncinya adalah dimana garis nol sebuah angka desimal ini benar-benar lurus dengan garis angka nominal / skala utama.

Kemudian,bagaimana jika garis nol angka desimal / skala nonius tidak lurus dengan skala utama / angka nominal ?.Seperti gambar diatas,dimana garis nol angka desimal tidak lurus dengan garis skala utama,berada diantara garis ke 9 dan 10.Jika demikian maka langkah selanjutnya adalah memperhatikan dengan teliti gari-garis yang ada pada angka desimal / skala nonius.Carilah satu garis yang benar-benar lurus dengan garis yang ada pada skala utama / angka nominal.Sebagai contoh adalah seperti yang tampak pada gambar diatas.Garis angka desimal yang lurus dengan garis pada skala utama adalah garis yang terletak antara no 1 dan 2,maka nilai dari pengukuran ini adalah 9,15 mm.Jika garis yang lurus adalah garis angka 3,maka nilainya adalah 9,3,begitu seterusnya.Kuncinya adalah dimana garis desimal yang lurus dengan garis skala utama.

UKURAN INCHI

Pengukuran dengan ukuran inchi pada prinsipnya adalah sama dengan pengukuran dengan ukuran mm.Yaitu mengetahui garis-garis yang lurus dan mengetahui nilai dari setiap garis satu dengan garis berikutnya.Nilai pada skala utama ukuran inchi biasanya 1/16 ( seper enam belas ),jika garis nol pada angka desimal / skala noniusnya berada pada garis pertama skala utama,maka nilai pengukurannya adalah sebesar 1/16 inchi,jika berada pada garis ke 4 maka nilainya adalah 4/16 atau sama dengan 1/4 inchi,begitu seterusnya.

Angka desimal / skala nonius untuk ukuran inchi biasanya 1/128,maka nilai setiap satu garis ke garis berikutnya adalah sebesar 1/128 inchi.Dengan cara yang sama pada pengukuran mili,jika garis nol skala nonius tidak lurus dengan garis skala utama maka carilah garis-garis yang ada pada skala noniusn yang lurus dengan garis yang ada pada skala utama.Sebagai contoh misalnya angka nol skala nonius berada diantara garis pertama dan kedua pada skala utama dan garis skala nonius yang lurus dengan garis skala utama adalah garis kedua , maka nilai pengukuran ini adalah 1/16,2/128 atau sama dengan 1/16,1/64.Begitu seterusnya,dimana garis skala nonius yang lurus dengan garis skala utama.

Sekian ulasan singkat tentang cara membaca sketmat ini,semoga bermanfaat.TUKANG BUBUT amatiran.